(IslamToday ID) – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, menyampaikan bahwa Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung Ramadan Nostalgic, sebagai ajang pemasaran produk fesyen lokal agar semakin terserap di pasar dalam negeri.
Mendag Budi mengunjungi area instalasi fesyen dan bazar merek lokal dalam pameran. Saat kunjungan, ia berdiskusi dan turut mempromosikan berbagai produk fesyen seperti baju muslim, hijab, sepatu, serta aksesori lainnya.
Menurutnya, produk fesyen lokal Indonesia memiliki potensi ekspor yang besar. “Banyak UMKM kita yang memiliki produk berkualitas dan dipasarkan saat Ramadan dan Lebaran. Jika kita lihat, produk-produk ini sebenarnya berpotensi untuk ekspor. Kami sudah berkomunikasi dengan Scarf Media untuk mengoordinasikan kurasi produk guna mendukung tujuan tersebut,” ujar Mendag Budi saat ditemui awak media di Mal Ratu Plaza, Jakarta, Jumat (14/3/2025).
Ia menambahkan, bahwa Kemendag dapat memfasilitasi UMKM dengan mencarikan buyer mancanegara. Selain itu, para pelaku usaha dapat terlibat dalam business matching sebagai salah satu cara untuk menembus pasar ekspor.
“Setelah proses kurasi, produk-produk ini akan kami ikut sertakan dalam program business matching (pameran dagang/forum bisnis). Jadi, selain berjualan di dalam negeri, UMKM juga bisa berekspansi ke pasar luar negeri. Kemendag akan terus mendukung agar UMKM memiliki kepercayaan diri dan mampu menembus pasar ekspor,” jelasnya.
Ia juga menyebut, program business matching ini mempertemukan pelaku usaha yang berpotensi ekspor dengan calon pembeli dari luar negeri secara virtual, difasilitasi oleh perwakilan perdagangan di 33 negara.
Turut hadir mendampingi Mendag Budi, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi menegaskan bahwa Kemendag terus berupaya mendorong UMKM agar bisa menembus pasar ekspor.
“Kemendag memiliki program perluasan akses pasar luar negeri melalui kegiatan pitching (presentasi singkat pada calon investor), business matching, serta berbagai promosi dagang, baik di dalam maupun luar negeri. Salah satunya adalah Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW), yang menjadi platform untuk mempromosikan produk fesyen sekaligus ikon kolaborasi pemangku kepentingan dalam memajukan sektor modest fashion,” ungkap Puntodewi.
Selain itu, ia menyampaikan, beberapa program Kemendag yang mendukung pemasaran produk fesyen di dalam negeri maupun ekspor, antara lain: kemitraan dengan ritel modern, toko serba ada, lokapasar, Hari Belanja Online Nasional, Bangga Buatan Indonesia, serta kampanye kecintaan produk dalam negeri yang bekerja sama dengan berbagai asosiasi peritel.
Pelaku Usaha Lokal & Isu Keberlanjutan
Pemilik merek Jenna and Kaia, Jenna, mengungkapkan bahwa produknya telah dijual di berbagai kota di Indonesia dan rutin mengikuti peragaan busana. Namun, hingga saat ini produknya belum diekspor. Hal serupa juga dialami oleh pemilik Moya by Herfiza, Herfiza, yang menyebut bahwa produknya belum masuk pasar ekspor meskipun bahan kain yang digunakan telah bersertifikat internasional.
Sementara itu, CEO Scarf Media, Temi Sumarlin, menjelaskan bahwa Ramadan Nostalgic diselenggarakan agar merek fesyen lebih sadar akan isu keberlanjutan (sustainability) dan terus meningkatkan kualitas produk.
“Misi lain dari Ramadan Nostalgic 2025 adalah mendorong sensitivitas merek terhadap isu keberlanjutan. Kami tidak mendorong merek untuk saling menjatuhkan harga, tetapi agar terus memperbaiki kualitas produknya supaya lebih tahan lama (durable). Semakin tahan lama suatu produk, semakin baik karena dapat mengurangi limbah fesyen,” terang Temi.
Diketahui, Mendag Budi menghadiri pameran produk fesyen lokal Ramadan Nostalgic 2025 pada Jumat (14/3/2025) di Mal Ratu Plaza, Jakarta. Acara yang digelar oleh Scarf Media tersebut adalah berlangsung dalam dua periode, yakni 13–16 Maret dan 20–23 Maret 2025 di Mal Ratu Plaza.[nnh]