(IslamToday ID) – Pendiri Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti meminta Presiden Prabowo Subianto bersikap tegas terhadap mantan Presiden Jokowi yang belakangan dinilai berupaya mendegradasi wibawanya.
Teranyar, Jokowi disebut mengumpulkan peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-65 di kediamannya, Solo pada 17 April 2025 lalu.
“Ketidaktegasan Presiden Prabowo dalam hal meletakkan kepemimpinan dirinya dalam satu bingkai. Efeknya, kekuasaannya seperti terbagi, menyebar dalam blok-blok terpisah,” kata Ray, dikutip dari RMOL, Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, jika Prabowo membiarkan manuver-manuver politik Jokowi, maka hal itu akan berdampak pada stabilitas pemerintahan. “Selama Pak Prabowo tidak membenahi hal ini, maka kekuasaannya akan terlihat lemah,” ujar Ray.
Di sisi lain, Jokowi yang masih terkesan berkuasa karena mengumpulkan para calon jenderal polisi di kediamannya tersebut menunjukkan nir-etika. Mengingat, Presiden RI saat ini adalah Prabowo Subianto.
“Lemahnya kesadaran etik dalam kultur politik Pak Jokowi. Cara pandangnya demokrasi sebatas seperangkat aturan membuat tak terlihat batas patut dan tak patut dalam langkah politiknya,” ujarnya.
“Jika batasan etik itu jadi salah satu patokan, maka pertemuan-pertemuan seperti kemarin itu dapat diminimalisir. Termasuk bertemu dengan beberapa menteri yang menyebut Pak Jokowi sebagai bos,” jelas Ray.
Sebelumnya, Patun Pokjar II Serdik Sespimmen Dikreg ke-65 Kombes Denny mengatakan kedatangan mereka untuk silaturahmi dengan Jokowi.
“Bersilaturahmi dengan Bapak Jokowi sekalian meminta masukan untuk perkembangan ke depannya,” kata Denny seusai pertemuan dengan Jokowi di Solo pada Kamis (17/4/2025).
Menurut Denny, perkembangan ke depan yang dimaksud berkaitan kepemimpinan agar bisa menghadapi tantangan global pada era digital, kecerdasan buatan atau kecerdasan artifisial (AI) serta robotik. [wip]