(ISLAMTODAY ID)— Sehubungan dengan bermunculannya isu-isu di negara Indonesia khususnya pada sektor ekonomi yang tentunya banyak menuai pro dan kontra dari banyaknya pihak dan menjadi keresahan bersama akan kekhawatiran terhambatnya kemajuan negara Indonesia, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar diskusi publik bertajuk “Mengupas Dilema Sektor Ekonomi di Balik Tagar #IndonesiaGelap” pada Sabtu, 19 April 2025 di Kampus STEI SEBI, Depok.
Acara ini menghadirkan dua narasumber utama, Ubedilah Badrun Analis Politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dan Herianto selaku Koordinator Pusat BEM SI, dengan moderator Ernawati, mahasiswi dari kampus Universitas Tazkia, Bogor.
Kegiatan ini dihadiri dari berbagai kampus di wilayah JABODETABEK. Tema yang diangkat berhasil memancing pemikiran reflektif tentang kondisi ekonomi Indonesia saat ini, serta tantangan yang dihadapi di tengah berbagai kebijakan dan realita sosial yang ada.
“Makanya tidak ada kemajuan dalam soal membuka lapangan kerja baru. Maknanya, gen z banyak yang nganggur sebenarnya kalau tidak diberikan kesempatan,” kata kang Ubedilah.
Herianto dalam paparannya mengingatkan kembali peran mahasiswa dalam dinamika kehidupan bernegara. Mahasiswa sebagai agen perubahan juga memiliki tanggungjawab untuk mengontrol jalannya pemerintahan.
“Peran mahasiswa dalam proses keberlangsungan negara itu sangat fundamental. Mahasiswa adalah agent of change, berperan sebagai check and balance, serta menjadi pengingat bagi pemerintah. Pergerakan mahasiswa akan selalu ada dan dilandasi oleh rasa cinta terhadap bangsa, bukan untuk memusuhi negara, melainkan sebagai bentuk cinta kami,” ujarnya.
BEM SI berharap diskusi publik bisa menjadi wadah penting untuk membangun kesadaran kolektif dan memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan khususnya di era sekarang. Harapannya, kegiatan seperti ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan menghidupkan kembali ruang-ruang diskusi yang konstruktif dan terbuka serta melahirkan generasi yang peka dengan keadaan juga kritis untuk melawan penindasan baik di lingkup kecil maupun besar. [khs]