(IslamToday ID) – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri, menyatakan, pentingnya sektor ritel sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan perdagangan nasional.
“Dengan kontribusi konsumsi rumah tangga sebesar 54,04 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2024, sektor ritel terbukti menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Oleh karena itu, perlu terus didorong agar tetap inovatif, kompetitif, dan berkelanjutan,” ujar Roro dalam keterangan tertulis, Kamis (24/4/2025).
Ekonomi Indonesia Secara Kumulatif Tumbuh 5,03%
Wamendag Roro menjelaskan, bahwa ekonomi Indonesia tumbuh 5,03 persen secara kumulatif pada 2024, yang mencerminkan ketahanan di tengah ketidakpastian global.
Menurutnya, momentum ini perlu dijaga melalui sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.
Ia menyebut, dengan populasi lebih dari 284 juta jiwa dan dominasi generasi muda yang melek teknologi.
Roro menilai , sektor ritel di Indonesia menunjukkan perkembangan signifikan, baik luring maupun daring.
Perubahan Perilaku Konsumen Lebih Selektif
Wamendag juga mencatat, adanya perubahan perilaku konsumen yang kini lebih selektif dan menekankan pengalaman berbelanja langsung.
Selama Ramadan dan Idul Fitri 2025, jumlah pengunjung pusat perbelanjaan naik 10 persen dibandingkan tahun lalu.
Namun, kata dia, nilai transaksi ritel justru turun 5–8 persen akibat preferensi konsumen terhadap produk serupa dengan harga lebih terjangkau.
“Pola belanja kini bergeser dari bulanan menjadi harian, terutama di minimarket atau supermarket. Konsumen juga semakin mengutamakan kenyamanan belanja langsung, meskipun belanja daring tetap jadi pilihan utama karena kemudahan akses dan layanan instan,” jelasnya.
Ketahanan Sektor Ritel Nasional
Ia pun merujuk pada Indeks Penjualan Riil (IPR) 2024, yang mencerminkan ketahanan sektor ritel nasional, meski sempat fluktuatif.
Pertumbuhan ritel, lanjut Roro, biasanya dipicu oleh momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pergantian tahun.
Pada kesempatan itu, Wamendag Roro mengapresiasi AMSC, HIPPINDO, dan APPBI atas keberhasilan program Belanja di Indonesia Aja (BINA) Lebaran yang mencatat transaksi Rp32,7 triliun pada 14–30 Maret 2025.
Ia berharap, capaian ini meningkat dalam program BINA Holiday and Back to School pada Juni mendatang.
Roro menekankan, bahwa program-program ini sejalan dengan prioritas Kemendag.
Yaitu, pengamanan pasar dalam negeri, perluasan ekspor, dan pembinaan UMKM melalui program UMKM BISA Ekspor.
Kemendag terus mengembangkan pembinaan dan fasilitasi UMKM, termasuk promosi ekspor dan kemudahan akses pasar internasional melalui 45 perwakilan perdagangan di 30 negara.
“Pada periode Januari–Maret 2025, kegiatan business matching mencatat transaksi USD 13,86 juta. Ini menunjukkan tingginya minat buyer luar negeri terhadap produk unggulan Indonesia,” ungkap Roro.
Ia juga mendorong AMSC, untuk terus berinovasi guna memaksimalkan penjualan dan konsumsi rumah tangga.
Yakni, sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi Presiden Prabowo Subianto sebesar delapan persen.
Sementara itu, Dirjen Pajak Suryo Utomo menyatakan, bahwa tren penerimaan pajak dalam tiga bulan terakhir tetap tumbuh, menandakan aktivitas ekonomi nasional, termasuk sektor ritel, masih bergairah di tengah ketidakpastian global.
Diketahui, Wamendag hadir dalam acara Asosiasi Matahari’s Supplier Club (AMSC) Gathering 2025.
Yang bertema “Ohana Intimacy in Perfect Harmony – Sinergi Nasional Hadapi Tantangan Global” di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (23/4/2025).
Acara ini dihadiri oleh Direktur Bina Usaha Perdagangan Septo Soepriyatno, Ketua Umum AMSC Yvonne, Ketua Umum HIPPINDO Budihardjo Iduansjah.
Turut hadir, Dirjen Pajak Kementerian Keuangan Suryo Utomo yang turut memberikan pidato kunci.[nnh]