(IslamToday ID) – Ketua DPP Bidang Luar Negeri PDIP Ahmad Basarah menyampaikan gagasan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tentang perlunya penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika (KAA) jilid II guna membahas bangsa-bangsa yang belum merdeka, terutama Palestina dan kondisi global saat ini.
“Ibu Megawati menyampaikan gagasannya kepada saya agar para pemimpin bangsa-bangsa Asia Afrika saat ini dapat menyelenggarakan pertemuan untuk mengevaluasi 70 tahun perjalanan KAA,” kata Basarah saat memberikan sambutan dalam diskusi ‘Warisan Bung Karno untuk Asia-Afrika dan Keadilan Sosial Global’ di Jakarta, Sabtu (26/4/2025).
Ia mengungkapkan situasi geopolitik internasional saat ini ditandai oleh meningkatnya ketegangan antarbangsa, baik bilateral, regional, maupun internasional.
Dengan demikian, dirinya menyebutkan bahwa Megawati berharap KAA jilid II mampu menghasilkan keputusan monumental dalam merekontekstualisasikan Dasasila Bandung.
Dasasila Bandung merupakan 10 prinsip hasil KAA tahun 1955 yang diadakan di Bandung, Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut menjadi pegangan bersama tentang perdamaian, kedaulatan, dan kerja sama antarbangsa.
Di sisi lain, Basarah menuturkan KAA jilid II gagasan Megawati merupakan aktualisasi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, sekaligus peneguhan posisi Indonesia sebagai pemimpin moral dunia.
Palestina, katanya, masih hidup dalam penjajahan, yang menjadi bukti bahwa perjuangan melawan kolonialisme belum selesai.
Oleh karenanya diharapkan Megawati, nantinya KAA jilid II bukan sekadar nostalgia, tetapi menjadi forum nyata untuk membangkitkan solidaritas global selatan-selatan serta merespons isu ketidakadilan global, eksploitasi sumber daya, ketergantungan ekonomi, dan perjuangan bangsa Palestina.
“KAA jilid II diharapkan menjadi wadah penggalangan kekuatan moral dan politik demi keadilan global,” ucapnya.
Badan Sejarah Indonesia PDIP menyelenggarakan diskusi Warisan Bung Karno untuk Asia-Afrika dan Keadilan Sosial Global sebagai peringatan 70 tahun KAA.
Diskusi dibagi dalam dua panel menghadirkan sejarawan, diplomat, dan akademisi. Diskusi Panel I bertema Semangat Bandung dan Tantangan Asia-Afrika Kini.
Diskusi Panel II bertema Peran Bung Karno dan Warisan Diplomasi Global. Selain itu terdapat pula sesi kuliah umum dengan tema Peran Indonesia dalam Pembebasan Asia-Afrika.
Basarah mengharapkan diskusi itu bisa merekomendasikan berbagai pemikiran solutif bagi perdamaian dan keadilan sosial. “Tidak hanya bagi bangsa-bangsa di dunia, tetapi juga bagi rakyat Indonesia,” pungkasnya. [ant/wip]