(IslamToday ID) – Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri mengatakan bonus demografi yang dimiliki Indonesia justru bakal menjadi ancaman jika tidak dikelola dengan baik.
Menurutnya, jika bonus demografi tidak dikelola dengan baik, pengangguran besar-besaran bisa terjadi karena sebagian besar masyarakat Indonesia berada di usia kerja/produktif.
“Di satu sisi, kita dapatkan tantangan yang luar biasa, ancaman yang luar biasa. Bonus demografi kita, yang kemarin sudah saya jelaskan, 70 persen penduduk Indonesia berusia 14-64 tahun,” kata Salim dalam Milad ke-23 PKS di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2025).
“Tapi bonus demografi ini juga menjadi ancaman. Kalau jumlah yang besar tadi tidak dikelola dengan bagus, akan terjadi pengangguran di sana-sini,” imbuhnya, dikutip dari Kompas.
Salim lantas menyoroti kondisi pendidikan Indonesia yang berada di bawah rata-rata dunia. Ia pun menilai tengah terjadi degradasi moral di antara masyarakat Indonesia dengan maraknya judi online, seks bebas, hingga pornografi dan pronoaksi.
“Kerusakan terjadi di sana-sini. Paham-paham liberal, bebas tanpa batas mau berbuat seenaknya saja. Nah ini semua di depan mata kita,” jelas Salim.
Meski demikian, ia mengajak semua pihak untuk tetap optimistis dalam menghadapi tantangan. “Kondisi semacam ini semua kelihatan di depan mata kita. Ini tantangan semuanya. Tetapi kita harus tetap optimis. Yakin,” imbuhnya.
Topik bonus demografi sebelumnya muncul jadi perbincangan setelah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka membuat video monolog yang membahas bonus demografi di Indonesia.
Gibran berpandangan, Indonesia saat ini berada dalam momen yang sangat menentukan di tengah tantangan global, baik itu perang dagang, geopolitik, hingga perubahan iklim. Menurutnya, Indonesia sebagai negara besar tetap harus tumbuh, lincah, dan adaptif.
“Teman-teman, tantangan ini memang ada. Bahkan begitu besar, tapi yakinlah peluang kita juga jauh lebih besar,” kata Gibran dalam video tersebut.
Ia mengatakan, sebanyak 208 juta penduduk Indonesia pada kurun 2030-2045 akan berada pada usia produktif. Selanjutnya, lebih dari separuh penduduk Indonesia akan berada pada usia produktif pada momen tersebut.
“Ini adalah peluang besar kita, ini adalah kesempatan emas kita untuk mengelola bonus demografi agar bukan menjadi sekadar bonus, bukan menjadi sekadar angka statistik yang fantastis, tapi sebagai jawaban untuk masa depan Indonesia,” katanya. [wip]