(IslamToday ID) – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar, melakukan visitasi langsung ke salah satu fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di wilayah Jakarta, yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cakung pada Jumat (2/5/2025) pagi.
Visitasi ini dilakukan sebagai langkah BPOM dalam menjalankan peran pengawasan BPOM sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Instalasi Farmasi Berperan Penting
Taruna Ikrar menyebut, bahwa instalasi farmasi di fasyankes, termasuk Puskesmas, memegang peran strategis pada pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Seluruh rantai pengelolaan obat mulai dari pengadaan, penerimaan, penyimpanan, hingga penyerahan kepada pasien dilakukan di instalasi farmasi di bawah tanggung jawab dari apoteker, termasuk pengawasan kemungkinan efek samping obat yang terjadi saat pasien menggunakan obat melalui proses Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
“Bagaimanapun hebatnya dokter di suatu fasyankes, kalau obatnya tidak tersedia, maka pasien tidak akan sembuh. Jadi instalasi farmasi adalah jantungnya sebuah pelayanan kesehatan. Diibaratkan tubuh manusia, jika jantungnya bermasalah, maka seluruh tubuh bermasalah,” tutur Taruna Ikrar dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/5/2025).
Karena pentingnya fungsi instalasi farmasi, maka Taruna menegaskan agar tata kelola obat yang baik perlu dipastikan terpenuhi di setiap fasyankes. Selain untuk meningkatkan kualitas layanan, tata kelola obat yang baik dapat mencegah terjadinya kesalahan penyerahan, kehilangan obat, kerusakan produk akibat penyimpanan yang tidak sesuai, hingga mencegah terjadinya penyimpangan peredaran obat sebagaimana yang kerap ditemui terjadi di masyarakat.
Wewenang BPOM Untuk Mengawasi
Dikaitkan dengan peran pengawasan yang dilakukan BPOM, Taruna Ikrar menyebut bahwa BPOM memiliki 2 wewenang utama. Selain melakukan pengawasan untuk memastikan keamanan, efikasi, dan mutu obat yang beredar, BPOM juga dapat memberikan rekomendasi atas status izin operasional dari instalasi farmasi.
Untuk itu, kehadiran jajaran BPOM pada hari ini merupakan manifestasi dari rasa tanggung jawab terhadap kewenangan tersebut. “Selain itu, ini juga sebagai contoh bagi para pimpinan unit pelaksana teknis (UPT). Saya sudah perintahkan agar UPT tidak hanya menunggu laporan pengawasan secara pasif, tetapi juga aktif mengecek langsung sistem distribusi farmasi di fasyankes, karena ini tupoksi BPOM,” tegas Taruna Ikrar.
Kepala BPOM juga menyebut, bahwa kunjungannya kali ini juga memiliki 2 tujuan lain. Ia mendorong agar fasyankes dapat secara aktif membantu dalam pengendalian resistansi antimikroba melalui kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Resistansi antimikroba telah menjadi isu kesehatan global yang menjadi atensi sektor kesehatan seluruh dunia karena berpotensi untuk menjadi silent pandemic. Dengan adanya KIE dari fasyankes, Ia berharap masyarakat bisa lebih aware dan lebih tertib dalam menggunakan antibiotik sesuai dengan resep dokter dengan cara penggunaan yang tepat.
Tujuan lainnya, BPOM juga mengharapkan peran serta puskesmas, beserta dengan dinas kesehatan terkait, untuk ikut berperan menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah diusung pemerintah. “Caranya dengan membantu BPOM dalam memitigasi apabila terjadi kejadian luar biasa (KLB) dari makanan yang dikonsumsi agar masalah KLB tersebut bisa teratasi dan tidak sampai terulang lagi atau memberikan dampak yang fatal,” tambah Taruna Ikrar.
Kunjungan Kepala BPOM tersebut disambut hangat oleh Kepala Puskesmas Cakung drg. Junaidah beserta jajarannya. Termasuk adanya kehadiran dari para purnabakti staf Puskesmas Cakung, mengingat bahwa Taruna Ikrar sempat menjalankan praktik profesinya di sana pada 25 tahun yang lalu. Selain itu, turut hadir pula Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Dwi Oktavia serta perwakilan dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.
dr. Dwi Oktavia dalam sambutannya mengucapkan rasa terima kasih atas kunjungan BPOM pada hari ini. Ia berharap dengan adanya pengawasan dan dukungan dari BPOM, nantinya tidak ada lagi kejadian-kejadian pengelolaan farmasi yang tidak sesuai standar di lingkungan fasyankes. Ia juga menyebutkan bahwa Jakarta memiliki sejumlah puskesmas dan fasyankes yang mengelola produk kefarmasian, serta laboratorium kesehatan daerah yang potensial diajak kerja sama mendukung program kerja BPOM.
Dalam visitasi tersebut, Kepala BPOM melihat langsung proses pengelolaan kefarmasian di beberapa titik, yaitu di instalasi farmasi, unit pelayanan 24 jam/unit gawat darurat, laboratorium, serta gudang penyimpanan farmasi. Tak hanya itu, Kepala BPOM berdialog secara langsung dengan pasien yang hadir terkait pengalaman yang dirasakan saat menerima layanan pengobatan dari Puskesmas Cakung. Pasien menyebut telah mendapatkan pelayanan yang baik saat berobat di Puskesmas Cakung.
Kepala BPOM juga menyempatkan berdialog dengan staf Puskesmas Cakung terkait dengan masukan untuk perbaikan dan harapannya terhadap layanan kefarmasian di Puskesmas Cakung ke depan. Pihak Puskesmas Cakung menyatakan siap mendukung program kerja BPOM dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Secara keseluruhan, Taruna Ikrar menyebut bahwa layanan kefarmasian di Puskesmas Cakung sudah sesuai. Ini hal yang membanggakan dan perlu menjadi contoh bagi fasyankes lainnya. [nfl]