(IslamToday ID) – Analis komunikasi politik asal Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menduga batalnya mutasi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo adalah keinginan dari Presiden Prabowo Subianto.
Sebelumnya, Letjen Kunto yang menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I dimutasi menjadi Staf Khusus (Stafsus) KSAD oleh Panglima TNI.
“Secara politis, presiden tampaknya tak menginginkan pergantian tersebut. Presiden tetap menginginkan Kunto Arief tetap pada jabatannya,” kata Jamiluddin, Sabtu (3/5/2025).
“Hal ini tentu melegakan, karena Prabowo sudah menunjukkan sebagai presiden sesungguhnya. Sikap dan ketegasan seperti ini memang yang diinginkan rakyat dari Prabowo,” lanjutnya, dikutip dari Kompas.
Jamiluddin tidak memungkiri bahwa mutasi yang dilakukan TNI terhadap Kunto beraroma politis, karena terjadi tak lama setelah munculnya deklarasi Forum Purnawirawan TNI-Polri yang menuntut pemakzulan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka.
Salah satu tokoh dalam forum tersebut adalah ayah Kunto, yakni mantan Wakil Presiden Jenderal (Purn) Try Sutrisno. Sedangkan, perwira yang disiapkan untuk menggantikan Kunto adalah Laksamana Muda Hersam yang pernah menjadi ajudan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Dekatnya waktu peristiwa politik itu dengan keluarnya penggantian jabatan Kunto Arief menguatkan spekulasi keputusan itu sangat politis,” ujar Jamiluddin.
“Hal ini memunculkan spekulasi Jokowi masih kuat di tubuh TNI,” tambahnya.
Jamiluddin pun berpandangan faktor politik pula yang membuat akhirnya mutasi tersebut dibatalkan. Ia menduga Prabowo tidak merestui mutasi Kunto sehingga TNI membatalkannya.
“Bisa jadi Prabowo yang meminta langsung ke Panglima TNI agar jabatan Kunto Arief dikembalikan,” pungkasnya. [wip]