(IslamToday ID) – Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai, belum memberikan tanggapan lebih jauh terkait wacana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, yang berencana menjadikan vasektomi sebagai syarat penerima bantuan sosial (bansos).
“Namanya juga masih wacana, jadi untuk apa saya jawab sekarang? Tapi ini akan jadi catatan kami untuk ditanyakan lebih lanjut. Kalau masih sebatas wacana, saya belum bisa memberikan opini,” ujar Pigai di Kantor Kementerian HAM, Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Saat ditanya apakah rencana tersebut berpotensi melanggar hak asasi manusia, Pigai tetap enggan memberikan penilaian.
Ia hanya meminta publik untuk menunggu sikap resmi kementeriannya. “Nanti saja, kami akan tanyakan dulu,” ungkapnya singkat.
Lebih lanjut, Kementerian HAM disebut akan menjalin komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, guna mengkaji apakah rencana tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia.
“Sesuai kewenangan kami, tentu akan ada koordinasi dengan pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota. Kami akan berdiskusi agar nilai-nilai HAM tetap menjadi pertimbangan utama,” jelas Pigai.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan agar kepesertaan keluarga berencana (KB), khususnya KB pria atau vasektomi.
Yakni, menjadi syarat bagi masyarakat yang ingin menerima bantuan dari pemerintah provinsi, termasuk beasiswa dan bansos lainnya.
Dalam pernyataannya di Bandung, Senin (28/4/2025), Dedi menjelaskan, bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mencegah penumpukan bantuan hanya pada satu keluarga.
“Jangan sampai negara menjamin kelahiran, menjamin kesehatan, tapi yang mendapat semua bantuan hanya satu keluarga. Dari beasiswa, bantuan melahirkan, rumah, hingga bansos nontunai, semua jatuh ke keluarga yang sama. Negara jadi memikul beban satu keluarga terus-menerus,” terang Dedi.
Ia pun menekankan, pentingnya integrasi data kependudukan dengan data kepesertaan KB untuk menyalurkan bantuan secara lebih adil dan merata.
“Jadi nanti saat pemberian bantuan, dicek dulu: sudah ikut KB atau belum? Kalau sudah, silakan menerima bantuan. Kalau belum, ikut KB dulu. Dan KB-nya harus KB pria, vasektomi. Ini serius,” pungkasnya.[nnh]