(IslamToday ID) — Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, persentase insiden keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berada pada angka yang kecil. Meski demikian, Menko Zulhas menyebut, pemerintah telah mengevaluasi insiden penerima manfaat yang mengalami keracunan program MBG.
“Ini kami evaluasi dan akan bekerja keras agar tidak terjadi insiden keracunan MBG, walaupun secara persentase sangat kecil, 0,00%,” ucap Menko Zulhas saat rapat koordinasi Pembahasan Rancangan Peraturan Presiden tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Program MBG di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Jumat (9/5/2025).
Lebih lanjut, Menko Pangan itu mengeklaim, bahwa selama ini program prioritas yang diusung Presiden Prabowo Subianto tersebut telah berjalan baik.
“Kami melakukan evaluasi yang selama ini sudah berjalan baik, tetapi ada catatan-catatan kecil yang sudah disampaikan oleh kepala Badan Gizi Nasional yang akan berusaha keras untuk tidak ada insiden seperti satu orang-dua orang dari 3,4 juta,” ujarnya.
Selain evaluasi MBG, ia menyampaikan, rapat koordinasi hari ini juga membahas ihwal penyempurnaan tata kelola penyelenggaraan program MBG agar program ini bisa berjalan lebih cepat sehingga bisa segera mencapai 82,9 juta penerima manfaat.
Adapun, kata dia, Badan Gizi Nasional (BGN) mempercepat target MBG menjangkau 82,9 juta penerima manfaat menjadi akhir November 2025.
“Kami tadi membahas akan menyempurnakan tata kelola agar bisa bergerak lebih cepat, lebih bagus sehingga tujuan, sasaran 82,9 juta penerima MBG itu bisa kita percepat capaiannya,” paparnya.
Kemudian, lanjut Zulhas, pemerintah juga akan membahas mengenai regulasi yang nantinya akan dirumuskan ke dalam Peraturan Presiden (Perpres) atau Instruksi Presiden (Inpres).
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mencatat, terdapat enam kasus kejadian keracunan MBG yang dialami 327 siswa sejak program MBG dijalankan pada Januari 2025. Ia mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah-langkah penanganan dan evaluasi terhadap kejadian-kejadian tersebut.
“Kejadian siswa memakan makanan basi dari program MBG yang pertama tersebar itu sebenarnya dulu tanggal 13 Januari di Sukoharjo, sebetulnya ini penyebab teknis saja, karena ini baru mulai,” jelas Kepala BGN Dadan dalam RDP bersama Komis IX DPR RI, Selasa (6/5/2025).
Dia memerinci, total siswa yang terdampak keracunan di Sukoharjo pada 13 Januari 2025 mencapai 40 siswa. Insiden keracunan MBG juga sempat terjadi pada 6 Januari 2025 di Cianjur yang berdampak pada 72 siswa. Dadan menjelaskan, kasus tersebut saat ini tengah dalam tahap penyelidikan uji lab. Kejadian siswa keracunan MBG kemudian berlanjut pada 17 Februari 2025. Pada hari itu, terdapat tiga kasus keracunan sekaligus yang tersebar di beberapa lokasi mulai dari Tasikmalaya (Jawa Barat) 51 siswa , Batang (Jawa Tengah) 60 siswa, dan Pali (Sumatra Selatan) 4 siswa.
Dadan menuturkan, Kasus keracunan kembali terjadi pada 17 Maret 2025 di Bandung. BGN mencatat setidaknya terdapat 100 siswa terdampak dalam peristiwa tersebut.
“Yang keracunan di Bandung ini sebetulnya ada SPPG yang tadinya restoran yang kemudian dikonversi jadi SPPG dan set-nya pun set resto, jadi sebetulnya dari segi kualitas makanan sudah higienis sudah memenuhi syarat, tapi ada beberapa siswa terdampak. Kami sampai sekarang belum dapat laporan hasil evaluasinya,” pungkasnya. [nfl]