(IslamToday ID) – Direktur Imparsial, Ardi Manto Adiputra meminta Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengevaluasi menyeluruh atas tragedi ledakan amunisi yang terjadi di daerah Pantai Sagara, Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) lalu.
“Imparsial mendesak Panglima TNI untuk mengevaluasi jajaran termasuk melakukan investigasi terhadap pimpinan pelaksanaan operasi/komandan yang bertanggung jawab,” kata Ardi, dalam keterangannya dikutip Rabu (14/5/2025).
Di sisi lain, ia mengingatkan perlunya investigasi mendalam atas peristiwa ini. Pasalnya, kata Ardi, korban yang timbul akibat ledakan bukan hanya prajurit, tetapi juga warga sipil.
“Hal ini menjadi sinyal kuat adanya kelalaian dalam pelaksanaan SOP disposal amunisi tersebut, sehingga evaluasi seharusnya menyeluruh mulai dari perencanaan hingga eksekusi dan tidak hanya menyasar pelaksana teknis semata, tetapi juga menyentuh atasan yang bertanggung jawab,” jelas Ardi.
Imparsial menilai keberadaan warga sipil dalam radius bahaya ledakan menunjukkan lemahnya pengamanan dan minimnya sosialisasi dari pihak militer.
Seharusnya, menurut Ardi, kegiatan seperti ini dilakukan dengan prosedur ketat, pengamanan berlapis, dan pemberitahuan kepada warga sekitar.
“Seharusnya pengamanan berlapis diperlukan mengingat efek ledakan yang akan timbul cukup mematikan,” imbuhnya, dikutip dari Kompas.
Tak hanya itu, Imparsial juga menyoroti keterlibatan TNI dalam berbagai tugas non-pertahanan yang dinilai mengaburkan fokus institusi militer dari tugas utamanya sebagai alat pertahanan negara.
Ardi mencontohkan keterlibatan TNI dalam program makan bergizi gratis, swasembada pangan, hingga pengamanan gedung kejaksaan.
“Kecenderungan menarik TNI untuk terlibat dalam urusan-urusan sipil adalah ancaman serius bagi profesionalisme TNI yang mengakibatkan TNI menjadi lalai dan menggerus keahlian TNI dalam tugas utamanya sebagai alat pertahanan negara,” tuturnya.
Imparsial menyampaikan beberapa tuntutan utama atas peristiwa ini. Pertama, mereka mendesak pemerintah bertanggung jawab atas kerugian yang timbul, termasuk keberlangsungan hidup keluarga korban. Kedua, lanjut Ardi, Panglima TNI agar menolak permintaan sipil yang menjauhkan fokus TNI dari tugas utama.
Terakhir, Imparsial mendesak TNI dikembalikan pada fungsi dasarnya sebagai alat pertahanan negara, bukan alat politik elite. “Panglima TNI agar menjaga profesionalisme TNI dengan tetap fokus pada tugas utamanya sebagai alat pertahanan negara,” pungkasnya. [wip]