(IslamToday ID) – Rencana pendirian pabrik semen di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah berbuntut panjang. Terjadi pembelahan di tengah warga antara yang pro dan kontra.
Ketua DPRD Wonogiri, Sriyono mengatakan prihatin atas ketegangan antarwarga yang terdampak. Menurutnya, kondisi ini sudah sangat mengkhawatirkan.
Sriyono menegaskan, tidak rela melihat warga Pracimantoro saling bermusuhan hanya karena beda pandangan soal rencana pabrik semen. Bahkan, ditemukan adanya warga yang ketakutan untuk bersuara atas rencana proyek tersebut.
“Ketika seseorang sudah tidak berani berpendapat, maka kemerdekaan pribadinya sudah hilang,” katanya saat menerima kehadiran kelompok masyarakat yang pro pembangunan pabrik semen, dikutip dari RMOL, Jumat (16/5/2025).
Sriyono pun mengungkapkan adanya keanehan karena minimnya sosialisasi proyek tersebut. Bahkan warga yang pro saja mengaku belum pernah mendapatkan sosialisasi. “Yang pro saja paling cuma 15 persen yang sudah ikut sosialisasi,” ungkapnya.
Sebagai bentuk keseriusan, DPRD Wonogiri memutuskan untuk bertemu langsung dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah.
Rencana selanjutnya, pihaknya juga akan mempertemukan akademisi yang terlibat dalam penyusunan Amdal dengan warga yang kontra. Hasilnya akan diinformasikan secara luas kepada masyarakat secara adil.
Kelompok pro yang tergabung dalam Paguyuban Cinta Pracimantoro (PCP) ini mendesak bupati dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait agar mempercepat realisasi pendirian pabrik semen.
“Mereka (PCP) mendorong percepatan pendirian pabrik semen di wilayahnya,” tutur Sriyono.
Koordinator PCP, Permadi menjelaskan bahwa warga mendukung penuh pembangunan pabrik semen. “Kami butuh pekerjaan, bukan provokasi,” tegasnya.
Hal ini jelas menjadi pemandangan yang memprihatinkan. Satu sisi, ada peluang investasi yang membuka lapangan kerja dengan dalih kemakmuran dan kesejahteraan.
Di sisi lain, keberadaan pabrik semen justru menimbulkan konflik sosial yang memecah belah warga, bahkan menghancurkan kekerabatan di antara mereka.
Untuk itu, pemerintah perlu turun tangan untuk menjembatani berbagai kepentingan dengan bijak melalui kajian yang komprehensif dari berbagai sudut termasuk dampak lingkungan.
Terutama karena rencana lokasi penambangan batu gamping dan pabrik semen berdekatan dengan Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gunungsewu.
Pegiat lingkungan pun mengkhawatirkan proyek ini akan mengganggu keberlangsungan ekosistem di KBAK Gunungsewu yang telah ditetapkan menjadi global geopark oleh UNESCO. [wip]