(IslamToday ID) – Pengamat kepolisian dari ISESS Bambang Rukminto meminta pemerintah dan aparat penegak hukum mengambil langkah tegas terkait dengan keterlibatan ormas dalam aksi premanisme. Ia juga mengkritik banyaknya ormas yang mengenakan seragam ala militer alias loreng.
Bambang berharap pemerintah dalam waktu dekat seharusnya bisa membuat aturan atau larangan agar ormas tidak membuat seragam atau pakaian dengan motif ala militer. Lewat cara itu, diharapkan bisa menghapus efek psikologis masyarakat yang selama ini sudah takut jika harus berhadapan dengan ormas.
“Membuat larangan agar ormas tidak menggunakan baju seragam dengan motif camo (camouflage) ala militer, tetapi seragam yang bernuansa budaya sipil, batik atau yang lain,” katanya, dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (16/5/2025).
Bambang juga mendesak agar ormas tidak lagi boleh berkegiatan di bidang keamanan. Hal tersebut menurutnya berpotensi disalahgunakan dan menjadi pembenaran oleh ormas nakal.
“Larangan bagi ormas memiliki satgas yang berkegiatan di bidang keamanan. Keamanan hanya bisa dilakukan oleh sekuriti profesional yang bersertifikat dan bisa dipertanggungjawabkan melalui pajak dan lainnya,” jelas Bambang.
Menurutnya, diperlukan pendekatan secara komprehensif dari pelbagai sektor mulai dari sosial, ekonomi, hingga politik untuk mengatasi premanisme. Sebab, katanya, tidak jarang pelaku premanisme berkedok ormas itu memang sengaja “dipelihara” untuk kepentingan politik.
Tapi, lanjut Bambang, ujung-ujungnya adalah kembali ke niat atau political will pemangku kepentingan, terutama pemerintah.
“Harus ada political will dari pemerintah untuk membuat peraturan yang kuat agar premanisme yang sudah terorganisir dalam bentuk ormas bisa dikendalikan, bahkan dibubarkan bila sudah meresahkan masyarakat,” tegasnya. [wip]