(IslamToday ID) — Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan, harus ada evaluasi menyeluruh atas ledakan amunisi kadaluarsa yang menyebabkan 13 orang meninggal dunia di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar).
“Yang pertama jangan sampai terjadi hal seperti itu lagi. Harus dievaluasi kenapa itu terjadi,” kata Puan Maharani saat Jumpa Pers di Kompleks Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (15/5/2025) sore.
Puan mengingatkan, agar pemusnahan amunisi tidak boleh lagi melibatkan masyarakat sipil. Ia juga meminta Komisi I segera memanggil panglima dan jajarannya untuk meminta penjelasan.
“Lain kali jangan sampai kemudian melibatkan masyarakat sipil. Dan komisi 1 harus bisa memanggil panglima dan jajaran pada saat kejadian terlibat dan kemudian bertanggung jawab sehingga terjadi kejadian seperti itu,” ucap Puan.
Sebelumnya, Komisi I DPR RI mengingatkan Panglima TNI hingga Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) harus bertanggung jawab penuh atas ledakan amunisi kadaluarsa yang menyebabkan 13 orang meninggal dunia di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Termasuk tanggung jawab pada keluarga korban.
“Tentu ini harus menjadi tanggung jawab Panglima TNI dan Kepala Staf. Melayani mereka sampai pemakaman dan lain-lainnya sebaik-baiknya,” ujar Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Politikus PDIP itu menyebut, insiden itu bukti TNI sangat teledor dan membuat jatuhnya banyak korban jiwa.
“Kalau seteledor ini, potensi bisa terjadi dimana-mana. Dan kemarin itu ada kolonel yang gugur, ada mayor yang gugur, ada masyarakat sipil yang wafat. Semua tentu, kita semua berduka dan ini tidak boleh lagi terjadi,” ujarnya.
Rencananya, kata dia, Komisi I DPR akan segera memanggil Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) hingga Pangdam Siliwangi untuk meminta penjelasan detail.
“Nanti biar Kepala Staf Angkatan Darat dan Pangdam Siliwangi untuk menjelaskan ini. Kita akan meminta beliau mudah-mudahan ini yang terakhir kali terjadi,” imbuhnya.
Utut memastikan pemanggilan akan dilakukan segera dalam masa sidang ini juga.
“Kita akan memanggil segera. Mudah-mudahan sebelum masa sidang ini berakhir. Ini bukan soal hangat atau tidak, tapi ini soal kemanusiaan dan soal strategi,” pungkas Ketua Komisi I DPR RI itu.
Kronologi Ledakan di Garut
Sebagai informasi, ledakan terjadi saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa milik TNI Angkatan Darat (AD) di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025). Peristiwa itu menyebabkan 13 korban tewas.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menyampaikan, sebelumnya petugas melakukan pengecekan terhadap personel maupun lokasi peledakan. Seluruhnya pun telah dinyatakan dalam keadaan aman.
“Selanjutnya, tim penyusun amunisi melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan. Setelah seluruh tim pengamanan masuk ke pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan dan setelah dinyatakan aman, kemudian dilakukan peledakan di dua sumur yang ditempati oleh amunisi afkir tersebut untuk dihancurkan,” jelas Wahyu.
Menurut Wahyu, awalnya peledakan di dua sumur tersebut berjalan dengan sempurna dan dalam kondisi aman. Sementara, petugas memang menyiapkan satu lubang lainnya untuk menghancurkan detonator yang digunakan untuk pengendali peledak amunisi kedaluwarsa.
“Termasuk sisa detonator yang ada berkaitan dengan amunisi afkir tersebut. Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia,” ungkap dia.
Wahyu mengatakan, seluruh korban tewas telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk, Garut untuk tindakan lanjutan. Petugas pun masih berkoordinasi dengan aparat terkait lainnya untuk mengamankan lokasi peledakan hingga aman sepenuhnya untuk warga sekitar.
“Saat ini, lokasi masih disterilkan oleh petugas karena dikhawatirkan masih ada beberapa bahan yang berbahaya atau perlu diamankan,” jelasnya.
4 Anggota TNI dan 9 Warga Tewas Saat Pemusnahan Amunisi di Garut
Sebanyak 13 orang meninggal dunia dalam peristiwa ledakan saat pemusnahan amunisi tidak layak pakai alias kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat.
“Secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia,” tutur Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana kepada wartawan, Senin 12 Mei 2025.
Wahyu merinci, empat anggota TNI AD yang meninggal dunia adalah Kepala Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Korps Peralatan Antonius Hirmawan dan Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD Mayor Korps Peralatan Anda Rohanda.
Kemudian, dua lainnya adalah Anggota Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD yaitu Kopda Eri Triambodo dan Pratu Aprio Seriyawan.
“Lalu berkaitan dengan korban masyarakat sipil itu ada sembilan orang yaitu saudara Agus, saudara Ipan, saudara Anwar, saudara Iyus, saudara Iyus Rizal, saudara Toto, saudara Dadang, saudara Rustiawan, saudara Endang,” kata Wahyu.
Peristiwa itu terjadi hari ini sekitar pukul 09.30 WIB di lokasi peledakan Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. [nfl]