(IslamToday ID) – Analis komunikasi politik asal Universitas Paramadina, Hendri Satrio (Hensat) menilai mantan Presiden Jokowi lebih cocok bergabung dengan Partai Golkar ketimbang Partai Solidaritas Indonesia (PSI) apabila masih ingin eksis di dunia politik.
Menurutnya, Jokowi membutuhkan partai yang lebih besar dan matang untuk menjamin kelancaran langkah politiknya ke depan.
“Jokowi memerlukan perahu yang lebih besar, lebih ajeg untuk berlayar di perpolitikan Indonesia. Golkar mungkin menjadi perahu yang tepat buat Pak Jokowi,” kata Hensat, Sabtu (17/5/2025).
Ia pun menyoroti dinamika internal PSI yang kini menerapkan sistem pemilihan ketua umum dengan prinsip “one man, one vote” dan membuka peluang bagi seluruh anggota untuk mencalonkan diri. Namun demikian, Hensat skeptis Jokowi akan memanfaatkan peluang ini.
“Walaupun peluangnya besar, saya kira Pak Jokowi tidak akan ambil kesempatan jadi ketua umum PSI,” ujar Founder Lembaga Survei KedaiKOPI ini.
Menurut Hensat, PSI yang dikenal sebagai partai anak muda, tampaknya mulai mengikuti pola partai politik yang lebih mapan. Ia mencontohkan cepatnya pergantian kepemimpinan di PSI, seperti dari Giring Ganesha, Grace Natalie, kembali ke Giring, hingga kini Kaesang, yang baru dua hari menjadi anggota langsung diangkat sebagai ketua umum.
“Menariknya, sebagai partai yang citranya partai anak muda, PSI justru mulai mengikuti alur partai yang sudah lebih dulu ada,” tandasnya.
Sebelumnya, Jokowi memberikan sinyal bakal maju sebagai kandidat ketua umum PSI. Jokowi mengatakan hal itu masuk dalam perhitungannya.
“Iya, masih dalam kalkulasi, jangan sampai kalau saya maju malah kalah,” kata Jokowi di Solo, Rabu (14/5/2025). [wip]