(Islam Today ID) – Dua puluh tujuh tahun setelah reformasi 1998 mengguncang fondasi Orde Baru, perjuangan masyarakat Indonesia terutama kalangan muda belum selesai dalam mengkawal reformasi.
Guru Besar Bidang Hukum dan Kesejahteraan Sosial Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Heru Susetyo, mengungkapkan, bahwa masyarakat harus terus menjaga semangat reformasi dan tidak melupakan sejarah, terutama generasi muda yang tidak menyaksikan langsung peristiwa penting tersebut.
“Reformasi belum selesai. Jangan pernah lupakan sejarah 1998,” ujar Heru dalam diskusi publik bertajuk “27 Tahun Reformasi: Apakah Orde Baru Terlahir Kembali?” di Kampus Fakultas Hukum UI, Depok, Senin (19/5/2025).
Heru menilai, generasi muda memegang peran besar dalam menjaga semangat reformasi.
“Banyak dari kalian belum lahir di tahun 1998, tapi kalian menunjukkan kepedulian yang luar biasa terhadap sejarah dan nilai-nilai perjuangan saat itu,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti keteladanan almarhum Cak Munir, yakni, sebagai sosok yang konsisten melawan kezaliman.
Cak Munir, kata dia, adalah termasuk sedikit orang yang berani bersikap dan konsisten melawan ketidakadilan, meskipun harus mempertaruhkan nyawa.
Lebih lanjut, Heru menekankan, tantangan bangsa saat ini bukan penjajahan dari luar, melainkan kemiskinan, korupsi, dan oligarki dari dalam negeri.
Ia juga mendorong masyarakat, untuk meningkatkan literasi, terus mengawasi kekuasaan, menolak lupa, dan memperjuangkan keadilan sebagai pondasi utama reformasi.
“Sejarah adalah cermin. Kita memang tidak mengalami masa lalu, tetapi kita bertanggung jawab menciptakan masa depan yang lebih adil dan manusiawi,” pungkas Heru.
Dalam pengamatan ITD News di lokasi, turut hadir dalam diskusi publik, yaitu, Pakar Hukum Tata Negara, Bivitri Susanti.
Kemudian, Wakil Koordinator Bidang Eksternal KontraS, Andrie Yunus dan Ketua BEM FH UI, M Fawwaz Farhan Farabi.[els]