IslamToday
No Result
View All Result
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
No Result
View All Result
IslamToday
No Result
View All Result
PT PLN (Persero) menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Foto: Istimewa.

PT PLN (Persero) menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Foto: Istimewa.

Home Nasional

Peneliti: RUPTL PLN 2025-2034 Jadi Batu Sandungan Visi Transisi Energi Prabowo

Rabu, 28 Mei 2025 • 19:25
Reading Time: 3 mins read
by Noval Nurhadi
  • Noval Nurhadi

(IslamToday ID) – Direktur Eksekutif Yayasan Kesejahteraan Berkelanjutan Indonesia (SUSTAIN), Tata Mustasya mengatakan bahwa Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034, masih memasukkan rencana penambahan kapasitas pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan gas total 16,6 gigawatt (GW).

Tata menyebut, porsi energi fosil dalam RUPTL terbaru menunjukkan angka yang cukup besar.

Menurutnya, rencana kelistrikan tersebut tidak sejalan dengan visi Presiden Prabowo, yang ingin Indonesia berhenti menggunakan pembangkit fosil pada 2040, sebagaimana disampaikan saat KTT G20 di Brasil.

ADVERTISEMENT

“RUPTL ini merupakan kemunduran dari pernyataan Presiden di KTT G20 akhir tahun lalu mengenai komitmen transisi energi Indonesia. Ini akan memberi ketidakpastian bagi publik, lembaga keuangan, dan sektor swasta yang ingin beralih ke energi terbarukan. Dengan RUPTL seperti ini, komitmen Indonesia keluar dari ketergantungan pembangkit energi fosil di tahun 2040 mustahil tercapai,” jelas Tata dalam keterangan tertulis, Selasa (27/5/2025).

Sedangkan, dominasi porsi energi terbarukan dalam RUPTL terbaru diklaim hingga 76 persen, di mana penambahan kapasitas pembangkit listrik energi hijau direncanakan mencapai 42,6 GW (61 persen) dan fasilitas penyimpanan listrik (storage) 10,3 GW (15 persen).

Nuklir & Fosil Masih Masuk RUPTL Baru

Meski demikian, porsi listrik hijau ini memasukkan pembangkit listrik tenaga nuklir 500 megawatt (MW) pada 2032-2033, masing-masing 250 MW di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Baca JugaPostingan Lainnya

PBNU Dukung Penuh Sikap Prabowo Syaratkan Kemerdekaan Palestina untuk Akui Israel

Hensa: Masalah Komunikasi Terus Hantui Kabinet Prabowo, Sampai Kapan?

Komisi III DPR Soroti Warung Ayam Goreng Widuran, Minta Polisi Selidiki Kasus Tersebut

Sejak April Hingga Mei 2025, 19 Pengedar Narkoba di Sukabumi Tertangkap

Selain itu, perencanaan listrik nasional juga memproyeksikan penambahan kapasitas pembangkit listrik berbahan bakar batu bara 6,3 GW dan gas 10,3 GW, setara 24 persen dari total tambahan kapasitas pembangkit.

Tata menilai, perlu adanya revisi RUPTL dalam kerangka industrialisasi hijau, di mana industri energi terbarukan menjadi andalan untuk mendorong industri manufaktur Indonesia yang mengalami kemandekan sejak awal tahun 2000-an.

Indonesia, kata dia, seharusnya dapat fokus pada pengembangan industri rantai pasok panel surya, baterai, dan kendaraan listrik yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

“Kebijakan yang konsisten merupakan kunci, salah satunya RUPTL yang tidak memasukkan lagi pembangkit berbahan bakar fosil baru,” ungkapnya.

Investasi Energi Fosil Dinilai Menyesatkan Arah Transisi

Sementara itu, Direktur Eksekutif Centre of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira menambahkan, RUPTL 2025-2034 lebih banyak mengakomodasi kepentingan energi fosil baik batu bara dan gas.

Langkah tersebut, sambung Bhima, menjadi ganjalan bagi iklim investasi energi terbarukan di Indonesia.

“Investor maupun pendanaan di sektor energi terbarukan dan pembangunan transmisi akan bingung dengan RUPTL, karena pemerintah tidak memiliki rencana yang ambisius dalam transisi energi. Misalnya mereka mau membangun industri komponen lokal panel surya dan baterai, ternyata arah pemerintah masih berkutat di instalasi pembangkit batu bara dan teknologi yang mahal. Ada ketidakpastian dari sisi investasi yang membuat daya saing Indonesia tertinggal,” papar Bhima.

RUPTL baru ini, menurutnya, justru berisiko menjadi batu sandungan bagi penciptaan lapangan kerja dan motor pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan dalam beberapa tahun ke depan.

“Apa RUPTL ini menjawab target pertumbuhan 8%? Saya rasa tidak sama sekali. Tidak ada cara lain, pemerintah harus segera melakukan revisi RUPTL dengan menghapus rencana pembangunan pembangkit fosil,” imbuhnya.

Ketergantungan Nasional Pada Energi Fosil

Peneliti Strategi Kebijakan CERAH, Sartika Nur Shalati menambahkan bahwa investasi ke pembangkit listrik berbahan fosil, berisiko membuat sistem energi nasional tergantung pada energi kotor.

Ia mencontohkan, pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) yang memiliki umur teknis 25-30 tahun, biasanya akan diikuti investasi pembangunan pipa gas dan terminal gas alam cair (liquefied natural gas/LNG), kontrak pasokan gas jangka panjang, peningkatan impor gas, dan subsidi pemerintah melalui harga gas bumi tertentu (HGBT).

“Ketika proyek infrastruktur gas sudah dibangun dan modal besar sudah tertanam (sunk cost), sangat sulit bagi pemerintah atau operator untuk menutupnya sebelum akhir umur teknisnya, kecuali dengan kompensasi besar,” terang Sartika.

Menurut Sartika, penambahan PLTU di tengah dominasinya yang mencapai 70 persen dari total kapasitas terpasang pembangkit listrik, bukan merupakan langkah yang tepat.

Jika PLTU terus ditambah, lanjutnya, maka pemerintah daerah, terutama yang selama ini ekonominya bergantung pada batu bara, semakin kehilangan waktu untuk membangun ekonomi alternatif, di tengah sumber daya alam dan lingkungan yang telah terdampak.

“Menambah PLTU dalam RUPTL hari ini, sama seperti menuangkan bensin ke rumah yang sudah kebakaran. Di saat kita harus keluar dari dominasi batu bara, RUPTL justru memberi ruang baru. Padahal tanpa tambahan sekalipun dalam grid PLN, PLTU tetap tumbuh diam-diam lewat captive power,” tuturnya.

Selain itu, seluruh ekosistem ini membentuk ketergantungan struktural dan ekonomi yang sulit diakhiri.

“Ini menciptakan insentif untuk mempertahankan operasi fosil lebih lama dari yang ideal dalam skenario iklim. Jika itu terjadi, lagi-lagi, kita hanya akan mengulang apa yang hari ini kita hadapi di sektor batu bara, terkait sulitnya mengakhiri ketergantungan pada ekosistem PLTU yang sudah terlanjur dibangun,” tutup Sartika.[nnh]

Share :
Tags: Bhima YudisthiraJadi Batu SandunganRUPTL PLN 2025-2034Sartika Nur ShalatiTata MustasyaVisi Transisi Energi Prabowo

Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA
Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA

Ahad, 03 Okt 2021 • 21:30
ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR
Jejak Peradaban

ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR

Senin, 20 Des 2021 • 07:44
JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12
Jejak Peradaban

JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12

Selasa, 14 Sep 2021 • 22:00
KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA
Jejak Peradaban

KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA

Rabu, 01 Sep 2021 • 19:31
“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”
Jejak Peradaban

“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”

Sabtu, 31 Jul 2021 • 17:09
Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus
Jejak Peradaban

Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus

Jumat, 02 Jul 2021 • 21:18

Related Posts

PBNU Minta BNPT Buka Data Ratusan Ponpes Terafiliasi dengan Teroris

PBNU Dukung Penuh Sikap Prabowo Syaratkan Kemerdekaan Palestina untuk Akui Israel

Jumat, 30 Mei 2025 • 08:15
Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat semester pertama kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025). Foto: Istimewa.

Hensa: Masalah Komunikasi Terus Hantui Kabinet Prabowo, Sampai Kapan?

Kamis, 29 Mei 2025 • 22:03
Suasana ruang rapat Komisi III DPR RI saat rapat dengan Menteri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), serta Kejaksaan Tinggi (Kejati) di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/5/2025). Foto: IslamToday/Naufal Faris Mu'adz

Komisi III DPR Soroti Warung Ayam Goreng Widuran, Minta Polisi Selidiki Kasus Tersebut

Kamis, 29 Mei 2025 • 20:35
Satuan Reserse Narkoba Polres Sukabumi Kota dalam konferensi pers di Mapolres Sukabumi kota, Rabu (28/5/2025) Foto: Istimewa

Sejak April Hingga Mei 2025, 19 Pengedar Narkoba di Sukabumi Tertangkap

Kamis, 29 Mei 2025 • 19:56
Bareskrim Persilakan Roy Suryo Laporkan Penyidik Terkait Kasus Ijazah Jokowi

Bareskrim Persilakan Roy Suryo Laporkan Penyidik Terkait Kasus Ijazah Jokowi

Kamis, 29 Mei 2025 • 19:49
Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron (belakang kiri) menghasilkan 21 Kesepakatan Strategis antara Indonesia dan Prancis, salah satunya kesepakatan yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri RI (Kemlu) Sugiono (depan kanan) dan Menlu Prancis (depan Kiri) di Istana Merdeka RI, Jakarta Pusat, Rabu (28/5/2025). Foto: Istimewa

Kunjungan Presiden Macron ke Indonesia Hasilkan 21 Kesepakatan Strategis Indonesia-Prancis

Kamis, 29 Mei 2025 • 18:41

Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia
Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Senin, 28 Agu 2023 • 17:39
Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau
Ulas Nusa

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

Senin, 10 Jul 2023 • 11:43
7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau
Ulas Nusa

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

Selasa, 14 Jun 2022 • 06:20
Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan
Ulas Nusa

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Jumat, 10 Jun 2022 • 22:00
Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947
Ulas Nusa

Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Kamis, 09 Jun 2022 • 22:00
Para Ulama Dibalik Perumusan Pancasila dan UUD 1945
Ulas Nusa

Misteri Hilangnya Naskah Pidato Ki Bagus Hadikusumo dari Buku Risalah Sidang BPUPKI

Rabu, 01 Jun 2022 • 22:00

Nasional

Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata 60 Hari di Jalur Gaza

Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata 60 Hari di Jalur Gaza

18 menit ago
0

PBNU Minta BNPT Buka Data Ratusan Ponpes Terafiliasi dengan Teroris

PBNU Dukung Penuh Sikap Prabowo Syaratkan Kemerdekaan Palestina untuk Akui Israel

26 menit ago
0

Presiden Marcos Jr Minta Seluruh Bos BUMN Filipina Mundur, Mengapa?

Presiden Marcos Jr Minta Seluruh Bos BUMN Filipina Mundur, Mengapa?

10 jam ago
0

Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat semester pertama kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025). Foto: Istimewa.

Hensa: Masalah Komunikasi Terus Hantui Kabinet Prabowo, Sampai Kapan?

11 jam ago
0

Mengenal Poseidon, Torpedo Nuklir Tercanggih Rusia

Mengenal Poseidon, Torpedo Nuklir Tercanggih Rusia

12 jam ago
0

5.000 Orang di-PHK, Pemerintah Panama Umumkan Keadaan Darurat

5.000 Orang di-PHK, Pemerintah Panama Umumkan Keadaan Darurat

12 jam ago
0

Next Post
Mobil ambulans yang menjadi target kekejian tentara Israel, pasca dievakuasi tim penyelamat di Gaza. Foto: IslamToday/Free Palestine Network

Sudah 940 Pesawat dan Kapal Amerika Bermuatan Senjata Tiba di Israel Sejak Perang Gaza

IslamToday

No Result
View All Result

Kategori

  • Analisis
  • Bingkai
  • Documentary
  • Histori
  • Infografis
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • Nasional
  • onReport
  • Qur'an Quote
  • Smartizen
  • Ulas Nusa

Connect With Us

Facebook Instagram Youtube Youtube
Twitter
TikTok
VK

Pos-pos Terbaru

  • Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata 60 Hari di Jalur Gaza
  • PBNU Dukung Penuh Sikap Prabowo Syaratkan Kemerdekaan Palestina untuk Akui Israel
  • Presiden Marcos Jr Minta Seluruh Bos BUMN Filipina Mundur, Mengapa?

© 2019 - 2022 Islam Today All Right Reserved

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Karir
  • Aplikasi
  • ←
  • Custom channel Custom Link