(IslamToday ID) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Eddy Hartono menyatakan, akan terus melakukan koordinasi intensif secara lintas bilateral, khususnya dengan otoritas Arab Saudi, menyusul rangkaian teror ancaman bom yang menimpa pesawat maskapai Saudi Arabian Airlines (Saudia) yang mengangkut jama’ah haji Indonesia.
Eddy Hartono mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya masih menelusuri informasi ihwal asal-usul ancaman bom yang dilayangkan terhadap dua penerbangan Saudia, yakni SV 5276 pada Selasa (17/6) lalu dan SVA 5688 dalam waktu yang berdekatan.
“Nah, kami BNPT berkoordinasi lintas bilateral baik ke Arab Saudi atau pihak lain untuk mencari informasi sumber dari pada teror itu,” kata Eddy saat diwawancarai di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (21/6/2025).
Ia menegaskan bahwa langkah investigasi dilakukan secara cermat, mengingat sensitivitas isu teror yang berpotensi menimbulkan kegelisahan, terutama di tengah musim kepulangan jemaah haji Indonesia.
Penyelidikan Bersama TNI-Polri
Selain menggandeng mitra internasional, Eddy memastikan bahwa BNPT juga terus bekerja sama dengan aparat penegak hukum di dalam negeri.
“Itu yang kita terus masih dalami. Tentunya nanti kami tetap berkoordinasi dengan TNI-Polri. Makanya, Pak Menko Polkam kemarin sudah memberikan statement bahwa TNI-Polri dan kami, BNPT, terus bekerja sama untuk mencari informasi tadi, sumber itu,” jelas dia.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menganalisis data intelijen agar tidak menimbulkan kesalahan dalam kesimpulan awal.
“Karena jangan sampai kita salah menelaah, menganalisis bagaimana sumber tadi ya,” imbuhnya.
Perlindungan Jamaah Haji Jadi Prioritas
Kepala BNPT itu mengatakan, di tengah penyelidikan yang masih berlangsung, pemerintah akan memperkuat pengamanan terhadap proses pemulangan jemaah haji Indonesia dari Tanah Suci.
“Ya, tentu semua diantisipasi, dan mitigasi terus dilakukan. Kemudian, yang utama adalah kami berkoordinasi secara bilateral untuk memastikan bahwa sumber itu pasti atau dalam istilahnya itu harus terverifikasi,” tutur Eddy.
Ia menambahkan, koordinasi yang melibatkan berbagai unsur tersebut menjadi bagian dari upaya serius negara dalam memastikan keselamatan masyarakat, sekaligus mengantisipasi potensi gangguan keamanan selama momentum ibadah haji yang masih berlangsung.
Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Diteror Bom
Sebelumnya, Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Antiteror Polri melakukan penyelidikan teror bom ke maskapai Saudi Airlines SV 5276 yang mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara.
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan, penyelidikan dilakukan bersama stakeholder lintas sektor.
“Densus melakukan penyelidikan dengan melibatkan multi stakeholder dan otoritas untuk mengusut pengancaman tersebut,” ucap Mayndra dalam keterangannya, Kamis (19/6/2025).
Ia mengatakan, hasil pemeriksaan dengan stakeholder tak ditemukan adanya bom di pesawat tersebut.
“Kita dari awal telah merespon itu dengan pengembangan, tapi sampai sekarang belum ditemukan (Bom),” terang Mayndra.
Ancaman tersebut, kata dia, diketahui dikirimkan oleh pelaku melalui email yang terdeteksi dari Mumbai, India.
Sehingga pendalaman masih terus dilakukan termasuk berkoordinasi dengan pihak Saudi Arabia.
“Dari email kita melihat apakah ada ancaman potensi dari dalam negeri. Apakah ancaman dari luar negeri, kita juga terus berkoordinasi dengan otoritas dari Saudi,” pungkasnya. [nfl]