(IslamToday ID) – Pakar ketahanan kota Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Wiwandari Handayani menilai pembuatan tanggul laut merupakan solusi tercepat dalam mengatasi bencana rob yang terjadi di Pantura, Jawa Tengah (Jateng), khususnya Sayung, Kabupaten Demak.
“Hanya tanggul laut yang bisa menahan naiknya air laut pasang yang kian berlangsung ekstrem. Hal itu karena dipicu fenomena alam perubahan iklim,” katanya, Rabu (25/6/2025).
Bencana rob telah terjadi di wilayah Sayung, Kabupaten Demak sejak 1990 dan sampai saat ini masih terus berlangsung dengan dampak yang semakin luas.
Genangan rob kini tak hanya merambah pemukiman warga di pesisir pantai, tapi juga sudah meluap sampai ke jalan raya dengan ketinggian bisa mencapai 50 centimeter.
Pembangunan tanggul laut di Semarang-Demak saat ini telah dikerjakan pemerintah pusat dan akan terintegrasi dengan tol laut yang direncanakan baru akan rampung pada 2027.
“Pembangunan tanggul laut ini penting dan menjadi salah satu strategi dalam penanganan rob di Pantura. Tapi, masyarakat tidak bisa serta merta langsung berharap manfaatnya sekarang, karena proses pembangunan masih berjalan,” ungkapnya.
Di sisi lain, ia mendorong masyarakat terlibat dalam pengelolaan lingkungan pesisir, misalnya dalam penanaman mangrove dan pengembangan sektor perikanan berkelanjutan.
Wiwandari mengapresiasi adanya program “Mageri Segoro” yang diinisiasi Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin berupa penanaman 1,5 juta mangrove dengan luas area mencapai 150 hektare di sepanjang pantai utara di wilayah Jateng.
Program Mageri Segoro bertujuan untuk mengembalikan dan menjaga kesehatan ekosistem pesisir yang rusak akibat abrasi dan perubahan iklim.
Menurut Wiwandari, laju perubahan iklim masih terjadi dan pembangunan kota juga berlangsung, sehingga pemerintah bisa saja ke depan akan kembali kewalahan jika tidak melibatkan peran masyarakat untuk menjaga lingkungan pesisir.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY, Khusairi mengatakan pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 (Semarang-Sayung) sepanjang 10,634 km yang teranggarkan sebesar Rp 10,9 triliun, terintegrasi dengan pembangunan giant sea wall (tanggul laut raksasa).
Pembangunan jalan tol sepanjang 10,634 km tersebut diestimasikan akan mengeringkan lahan seluas 576,04 hektare.
Pekerjaan fisik jalan tol juga dibangun dengan konstruksi khusus tanggul laut. Selain itu, ada Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan yang digunakan untuk menampung air dalam jangka waktu tertentu, sebelum dialirkan ke laut atau daerah resapan lain. [ant/wip]