(IslamToday ID)— Peluncuran Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) oleh Muhammadiyah pada Rabu (25/6) di Yogyakarta menjadi momentum penting dan bersejarah. Launching KHGT diharapkan membawa maslahat bagi warga Muhammadiyah dan ‘menyatukan’ umat muslim secara global.
“Bagi warga Muhammadiyah lebih memantapkan karena sudah launching, bagi warga non muhammadiyah, seluruh warga dunia yang muslim diharapkan ini membukakan mata. Yang tadinya tidak tersadarkan ‘Oh ada toh [kalender hijriah global tunggal]?’,” kata Ketua Tim Pengembangan Perangkat Lunak KHGT MTT PP Muhammadiyah, Ustaz Ruswa Darsono, S.T. kepada ITD News saat dihubungi melalui telepon pada Kamis, 26 Juni 2025.
Ustaz Ruswa menjelaslkan manfaat KHGT secara umum yakni ‘menyatukan’ umat Islam di tengah-tengah perbedaan yang selama ini terjadi. Misal penentuan 1 Syawal hingga sinkronisasi puasa Arafah dan wukuf di Arafah.
“KHGT [juga] ditargetkan untuk umat Islam sedunia supaya umat Islam tidak ‘ganjil’, misal ada 1 Syawal [sampai] lima hari di seluruh dunia. Satu negara hari pertama, negara lain hari kedua sampai lima hari,” ucap Ustaz Ruswa yang merupakan Pakar Hisab dan Astronomi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
“Kalaupun [mungkin] itu benar secara logika masing-masing, logika penanggalan, logika fikih, misalnya [lagi] hari Arafah, kita puasa Arafah sementara di Arafah belum atau sudah [wukuf] itu kan ganjil. Tapi dengan [KHGT] keganjilan itu tidak ada,” tandasnya.
Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah ber-ikhtiar untuk menyempurnakan KHGT, yaitu pembuatan software, perangkat lunaknya secara mandiri. Melibatkan para pakar terbaik di Muhammadiyah.
“[Melibatkan pakar-pakar internal], warga-warga Muhammadiyah yang dibentuk dan di-SK-kan oleh Majelis Tarjih,” ujar Ustaz Ruswa.
Ustaz Ruswa mengatakan dengan kehadiran KHGT diharapkan akan mempermudah umat Islam dalam beribadah. Bahkan tim pengembang software KHGT telah menyusun kalender untuk periode puluhan tahun ke depan.
“Pada prinsipnya begitu, bahkan di software pun nanti kan sudah dibikin kalender untuk sekian tahun. Tapi mungkin nanti suatu saat tetap ada maklumat, itu dimanfaatkan kalau ada koreksi,” tegas Ustaz Ruswa yang juga Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah.
Proses Panjang KHGT
Launching KHGT diawali dengan serangkaian proses kajian yang mendalam, dan pada Musyawarah Nasional (Munas) ke-32 Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Muhammadiyah pada Februari 2024 diputuskan untuk mengadopsi KHGT hasil Muktamar di Turki tahun 2016.
“Pimpinan Pusat Muhamamdiyah melaunching KHGT berdasarkan kajian mendalam dari Majelis Tarjih dan Tajdid yang pada Musyawarah Nasional ke-32 pada Februari 2024 telah memutuskan untuk mengadopsi KHGT hasil Muktamar Turki pada 2016,” kata Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Dr. Hamim Ilyas, M.Ag dalam sambutannya pada acara peluncuran, dilansir dari channel youtube @muhammadiyahchannel pada Kamis (26/6/2025).
Dr. Hamim memaparkan proses lahirnya gagasan KHGT yang sudah berkembang lama di kalangan umat Islam dunia. Dipelopori oleh Syekh Ahmad Muhammad Syakir (Mesir) pada tahun 1938 M (1358 H), lalu pada tahun 1978 M (1398 H), Prof. Mohammad Ilyas (Malaysia). Selanjutnya pada tahun 1993 M (1413 H), Prof. Nidhal Guessoum (Aljazair), gagasannya terkait zonasi waktu lalu disederhanakan oleh Muhammad Odeh (Yordania). Gagasan ini pun akhirnya disempurnakan oleh Jamaluddin ‘Abdur Roziq (Maroko) dengan prinsip satu hari satu tanggal.
“Gagasan berlian ini mendapatkan dukungan resmi Organisasi Konferensi Islam (OKI) melalui Deklarasi Dakar (di Senegal) pada tahun 2008. Kemudian diadopsi The Islamic World Education Scientific and Cultural Organization (ISESCO),” tutur Dr. Hamim.
“Perjalanan panjang ini mencapai tonggak penting pada Konferensi Internasional Penyatuan Kalender Islam di Turki pada tahun 2016,” tegasnya. [khs]