(IslamToday ID) – Di tengah dinamika tata kelola pemerintahan yang semakin kompleks, pembangunan karakter dan integritas menjadi fondasi utama dalam membangun birokrasi yang bersih dan dipercaya publik.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menegaskan pentingnya nilai-nilai integritas bagi para calon pemimpin bangsa, melalui partisipasinya dalam kegiatan Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) Angkatan XXV Tahun Anggaran 2025.
Ketua KPK, Setyo Budiyanto menyampaikan hal tersebut dalam kuliah umum bertajuk ‘Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas Korupsi’ di hadapan para peserta P3N yang berasal dari berbagai unsur instansi strategis negara, seperti kepolisian, militer, dan aparatur sipil negara (ASN).
“Ini merupakan kegiatan pemantapan dan pembekalan bagi para calon pimpinan ataupun yang saat ini sedang memimpin,” ujar Setyo dalam keterangannya dilansir dari laman resmi KPK, Jumat (4/7/2025).
Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045
Lebih lanjut, Setyo mengingatkan bahwa cita-cita besar Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai jika integritas nasional masih dibayangi oleh ancaman korupsi.
Ia pun menyoroti bahwa secara umum, indeks integritas nasional masih menghadapi banyak tantangan.
Salah satu indikatornya, kata dia, tercermin dari skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tahun 2024, yang dirilis oleh Transparency International, yang masih berada di angka 37 dari 100.
“Masih banyak yang menganggap bahwa skor indeks adalah tanggung jawab aparat penegak hukum, padahal kita semua menyumbang perolehan nilai tersebut. Mulai dari aspek ekonomi, pemerintahan, militer, penegakan hukum serta indikator lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, data KPK menunjukkan bahwa banyak kasus korupsi terjadi karena penyalahgunaan kewenangan oleh pejabat negara.
Dari statistik yang didata KPK, lanjut Setyo, tercatat sebanyak 437 kasus tipikor melibatkan pejabat eselon 1, 2, atau 3.
“Potensi penyimpangan paling besar justru muncul dalam ruang-ruang administratif. Sebagai pejabat atau pimpinan tinggi nanti, kita perlu memulai dan mengubah hal itu (agar tidak terjadi),” kata dia.
Dalam konteks itu, KPK mendorong perbaikan tata kelola pemerintahan secara sistemik, agar arah pembangunan nasional tetap terjaga dan tujuan besar Indonesia Emas dapat tercapai lebih cepat.
Karakter, Moral, & Mental untuk Pilar Kepemimpinan
Ketua KPK juga menekankan, pentingnya membentuk pemimpin yang tidak hanya kompeten secara teknokratis, tetapi juga kuat secara moral dan tangguh dalam menghadapi tantangan.
Ia pun menekankan tiga prinsip utama, yang harus dipegang oleh setiap pemimpin yang berintegritas:
Menolak privilege yang tidak sah, seperti nepotisme hingga penyalahgunaan kekuasaan,
Berpihak pada sistem sesuai aturan, bukan kepada kelompok tertentu,
Siap untuk diawasi dan bersikap transparan.
“Integritas seringkali hanya disisipkan pada momen-momen tertentu, maka sepatutnya integritas perlu tumbuh dalam setiap keputusan, tindakan, dan kebijakan,” imbuh Setyo.
Lebih lanjut, KPK terus mendorong para peserta untuk menginternalisasi nilai-nilai antikorupsi dalam setiap aspek kepemimpinan—baik secara kelembagaan maupun dalam praktik sehari-hari.
Hal ini menjadi bagian penting dari upaya membentuk penyelenggara negara yang berkarakter kuat, profesional, dan bersih dari korupsi.
Melalui keterlibatan dalam kegiatan ini, KPK menegaskan kembali komitmennya untuk memperkuat strategi pendidikan dan pencegahan korupsi.
“Terutama bagi para calon pejabat negara, yang akan memegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa ke depan,” pungkasnya.
Diketahui, kegiatan Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) Angkatan XXV Tahun Anggaran 2025 tersebut, diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) di Auditorium Gadjah Mada, Jakarta.[nnh]