(IslamToday ID) — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen. Pol. Eddy Hartono menegaskan bahwa kelompok Jemaah Islamiyah (JI) hanya menjadi bagian dari masa lalu. Ia memastikan negara hadir secara aktif dan berkelanjutan dalam membina para mantan anggotanya.
“JI tinggal sejarah, dan ini menjadi tanggung jawab negara dalam membina,” kata Eddy dalam keterangannya, dilansir dari situs resmi BNPT, Jumat (4/7/2025).
Deradikalisasi Luar Lapas: Tiga Pilar Pembinaan
Dalam kesempatan itu, Eddy menjelaskan bahwa BNPT menjalankan program deradikalisasi luar lapas secara menyeluruh. Program ini menyasar mantan anggota jaringan terorisme dengan mengedepankan pendekatan kolaboratif dan evaluasi berkelanjutan.
“Program deradikalisasi luar lapas akan mencakup tiga hal penting, yakni wawasan keagamaan, kebangsaan, dan kewirausahaan. Kami akan kolaborasikan dengan kementerian dan lembaga terkait. Evaluasi terus kami lakukan untuk memastikan efektivitasnya,” ucap Eddy.
Densus 88: Sinergi Terus Berlanjut
Direktur Penindakan Densus 88 Anti Teror (AT) Polri, Brigjen Pol. Muhammad Tedjo Kusumo menilai, sinergi antara Densus 88 dan BNPT telah membuahkan hasil positif. Ia berharap kerja sama tersebut terus berlanjut guna memastikan mantan anggota kelompok radikal benar-benar kembali ke pangkuan NKRI.
“Kata ‘refleksi’ dan ‘evaluasi’ dari Kepala BNPT tadi sangat mengena. Upaya kita bergandengan tangan sudah menunjukkan hasil. Kolaborasi ini harus kita lanjutkan,” ujar Tedjo.
Para Wijayanto Ingatkan Komitmen 2T dan 2K
Mantan amir JI, Para Wijayanto, turut menyampaikan pesan penting kepada rekan-rekan eks anggota. Ia mengingatkan kembali komitmen yang telah mereka ikrarkan dalam musyawarah pembubaran organisasi, yakni prinsip 2T dan 2K.
“T pertama adalah transparansi. Ini kunci utama untuk mendapat kepercayaan. Kita harus terbuka kepada negara dalam proses reintegrasi. Lalu, K pertama adalah komitmen, dan K kedua adalah konsistensi. Kita harus melaksanakan kesepakatan itu sampai buahnya dirasakan seluruh bangsa,” jelasnya.
Sebagai informasi, refleksi setahun pembubaran JI tersebut menjadi bukti bahwa semangat kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi terus hidup di antara para mantan anggota JI. Negara hadir tidak hanya sebagai pengawas, tetapi juga sebagai pembina yang membuka jalan untuk kembali hidup damai dan produktif di tengah masyarakat. [nfl]