(IslamToday ID) — Banyak orang bekerja keras siang dan malam demi mengejar rezeki. Namun, tak sedikit dari mereka justru tetap merasa hidup berat, jalan sempit, dan hasil tak sebanding dengan usaha. Kegelisahan pun menyelimuti hati, meski sudah berusaha sekuat tenaga.
Pendakwah karismatik Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengingatkan umat Islam, bahwa rezeki dalam Islam tak sekadar soal kerja keras, tetapi juga soal dimensi spiritual yang menentukan. Dalam sebuah ceramahnya yang dikutip Jum’at (3/7/2025) dari kanal YouTube @adi hidayat official, UAH menekankan bahwa takwa menjadi kunci utama dalam mempercepat hadirnya pertolongan Allah, termasuk urusan rezeki.
“Siapa yang ingin hidupnya ringan, mengalir rezekinya bahkan dari hal yang tidak dia duga-duga?” ucap UAH.
Janji Allah Nyata bagi Orang Bertakwa
UAH menyampaikan janji Allah yang tertuang dalam Surah At-Talaq ayat 2 dan 3: “Wa mayyattaqillaha yaj’al lahu makhrajan wa yarzuqhu min haitsu la yahtasib.”
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan dan memberinya rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.”
Menurutnya, ayat itu bukan hanya teori, tetapi janji Allah yang nyata. Takwa, kata UAH, bukan hanya menyelamatkan di akhirat, tetapi juga memudahkan urusan dunia. Orang bertakwa tetap punya masalah, namun Allah memberikan kemudahan dan solusi.
“Bukan enggak punya masalah, tapi ketika menghadapi masalah, Allah mudahkan dan ringankan,” ujar UAH.
Rezeki Itu Bukan Sekadar Uang
UAH juga meluruskan pemahaman banyak orang yang menyamakan rezeki dengan uang semata. Menurutnya, rezeki mencakup ketenangan batin, kenyamanan hidup, keluarga yang sehat, dan anak-anak yang saleh.
“Rezeki jangan digambarkan hanya dengan uang. Ketenangan itu rezeki. Kenyamanan itu rezeki,” tutur dia.
Ia menambahkan, banyak orang bergelimang harta namun hidupnya tak bahagia. Rumah tangganya kacau, kesehatannya menurun, atau jiwanya gelisah. Itu bukti bahwa rezeki sejati lebih luas dari sekadar angka di rekening.
Takwa Meliputi Semua Aspek Kehidupan
Lebih lanjut, UAH mengajak umat untuk memperkuat takwa secara menyeluruh. Takwa, katanya, bukan cuma soal shalat dan puasa, tetapi juga kejujuran dalam bekerja, menjauhi riba, menjaga lisan, serta perilaku sehari-hari yang sesuai dengan syariat Islam.
“Takwa itu melingkupi semua aspek hidup. Bukan cuma soal ibadah ritual,” kata UAH.
UAH pun mengajak umat untuk tidak hanya menggantungkan hidupnya pada kerja keras. Ia mengingatkan agar umat memperbaiki spiritualitas dan memperbanyak amal kebaikan.
“Siapa pun bisa mendapat pertolongan Allah, asal terus memperbaiki diri, menjauhi maksiat, dan memperbanyak amal salih,” terang UAH.
UAH menutup ceramahnya dengan motivasi yang membakar semangat. Ia memastikan bahwa dengan takwa, seluruh urusan, termasuk rezeki yang terasa berat, akan Allah ringankan dan limpahkan keberkahan-Nya. [nfl]