(IslamToday ID) – Festival budaya bertajuk Jakarta Dalam Warna yang dihelat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat berlangsung meriah, Ahad (6/7/2025).
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo menuturkan, dirinya bersama Wagub Rano Karno berkomitmen mewujudkan wajah Jakarta sebagai Kebudayaan Betawi, sesuai amanat UU Nomor 2 tahun 2024.
“Yang terpenting agar warga Jakarta bangga dan menikmati budayanya. Secara perlahan, kita akan ubah dan perbaiki untuk wujudkan Jakarta aman dan nyaman bagi semua bagi warga asli dan pendatang,” ujar Pramono dalam keterangannya dilansir website resmi Pemprov DKI Jakarta, Ahad (6/7/2025).
Ia berharap, ekspresi budaya seperti ini harus ada di dalam masyarakat, bukan hanya tampil saat ada perayaan.
Oleh sebabnya, kata Pramono, pihaknya telah mewajibkan pemakaian busana tradisional Betawi. Termasuk saat melantik pejabat diwajibkan memakai baju Ujung Serong.
“Wajah Betawi tidak sekadar perayaan, tetapi ada di dalam masyarakat Jakarta,” jelasnya.
Ia menuturkan, Pemprov DKI Jakarta juga akan menyelenggarakan acara pentas seni budaya Jakarta Warna Warni pada Agustus mendatang.
“Saya berkeinginan warga Jakarta dapat menikmati budayanya, sekaligus menjaga Jakarta menjadi kota yang aman dan nyaman,” tutur Gubernur DKI Jakarta.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno menambahkan, pencak silat bukan sekadar ilmu bela diri, tetapi juga melambangkan keindahan budaya Betawi.
“Mudah-mudahan ke depannya, bukan hanya kebudayan Betawi yang ditampilkan, tetapi ada budaya dari Sumatera Barat, Jawa Barat, dan sebagainya. Semua budaya yang ada di Jakarta akan tampil di sini. Sekarang kita awali dengan kebudayan Betawi,” pungkasnya.
Diketahui, sekitar 2.000 pesilat berkolaborasi dengan 5.000 penari tradisional, ditambah aksi Marching Band Jakarta Drum Crops serta sejumlah artis ternama yang mengisi acara dan memukau warga yang hadir.
Selain itu, ajang apresiasi terhadap kekayaan budaya, kreativitas seni, dan dinamika masyarakat tersebut, dilaksanakan bersamaan dengan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB), serta meraih rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).[nnh]