<strong>(IslamToday ID) -</strong> Ekonom senior, Universitas Indonesia, Faisal Basri, memperkirakan utang mencapai Rp 8,11 kuadriliun pada 2022. Angka utang lebih tinggi dari akhir masa pemerintahan presiden susilo bambang yudhoyono-jusuf kalla. Hal ini dipicu oleh pengeluaran yang lebih cepat daripada penerimaan perpajakan. Sembilan tahun terakhir, kenaikan penerimaan dari perpajakan lebih lambat ketimbang pertumbuhan ekonomi. Diduga penyebabnya adanya obral fasilitas pajak demi menggenjot investasi. Pemerintah juga tak berupaya menurunkan incremental capital-output ratio. Pemicu kenaikan utang lainnya adalah, kepemimpinan buruk dalam tangani covid dan ‘menuhankan’ ekonomi, “ini berarti kenaikan luar biasa dibandingkan pada akhir pemerintahan SBY-JK sebesar rp 2,61 kuadriliun atau kenaikan lebih dari tiga kali lipat,” Faisal Basri Ekonom Senior