<strong>(IslamToday ID) -</strong> Inggris kini dilanda krisis energi, dimana pasokan BBM langka, harga gas dan listrik melambung tinggi, hingga permasalahan rantai pasokan kebutuhan. Sejak Januari 2021, Harga gas melonjak tajam hingga 250℅, sementara tarif listrik melambung tinggi mencapai angka 475 pound Adapun harga produksi listrik rata-rata 291,18 Euro (Rp 4,8 Juta) per megawatt/jam. Terjadi kelangkaan BBM dimana hampir 30℅ SPBU tak miliki persediaan. Bahkan, antrian kendaraan panjang di SPBU-SPBU Inggris Warga mengalami "panic buying", rantai pasokan makanan pun mengalami Kendala dimana sejumlah produk nampak mulai kosong di rak-rak supermarket Inggris Defisit Supir Truk BBM, hingga tentara dikerahkan untuk mengamankan logistik dan pasokan BBM. Hal ini disebabkan oleh kurangnya jumlah supir Truk di Inggris akibat peraturan imigrasi semakin ketat pasca BREXIT, sehingga banyak supir Truk yang merupakan imigran terpaksa harus pulang ke negaranya Dihantam Krisis gas, warga London memilih menggunakan batu bara. PLTU menjalankan perannya agar lampu di rumah-rumah warga tetap bisa menyala Inggris mempertimbangkan pengiriman tentara guna membantu meringankan gangguan pasokan yang dipicu oleh kekurangan pengemudi truk pembawa bahan bakar. Inggris telah menempatkan tentaranya dalam keadaan siaga untuk membantu krisis bahan bakar yang sedang berlangsung karena kekurangan pengemudi truk pembawa bahan bakar menyebabkan pembeli panik dan sebagian pom bensin kehabisan. “Jumlah pengemudi tanker militer terbatas untuk ditempatkan dalam keadaan siap dan dikerahkan jika perlu untuk lebih menstabilkan rantai pasokan bahan bakar,” ujar Departemen Strategi Bisnis, Energi & Industri Kementerian Energi dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Senin (27/9) malam. Pengemudi yang putus asa mengantri di pom bensin di seluruh Inggris, menguras tangki, amarah yang meluap-luap, dan menuntut pemerintah menggunakan kekuatan darurat untuk memberikan akses prioritas ke perawatan kesehatan dan pekerja penting lainnya. Pemerintah mengatakan kurangnya pengemudi truk untuk mengirimkan bahan bakar dan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya berada di balik krisis. Sementara itu, pengemudi militer akan menerima pelatihan khusus sebelum dikerahkan jika krisis tidak mereda dalam beberapa hari mendatang. “Sementara industri bahan bakar memperkirakan permintaan akan kembali ke tingkat normal dalam beberapa hari mendatang, kami mengambil langkah pencegahan yang bijaksana ini,” ujar Sekretaris Bisnis Kwasi Kwarteng, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (28/9). “Jika diperlukan, pengerahan personel militer akan memberikan rantai pasokan dengan kapasitas tambahan sebagai tindakan sementara untuk membantu meringankan tekanan yang disebabkan oleh lonjakan permintaan bahan bakar lokal,” tambahnya. <strong>Perubahan Kebijakan</strong> Pemerintah telah melakukan perubahan drastis pada kebijakan imigrasi pasca-Brexit yang lebih ketat dengan menawarkan keringanan visa jangka pendek kepada pengemudi truk asing untuk membantu mengatasi kekurangan tersebut. Operator bahan bakar, termasuk Shell, BP dan Esso, mengatakan ada “banyak bahan bakar di kilang Inggris” dan memperkirakan permintaan akan kembali ke tingkat normal dalam beberapa hari untuk mengurangi tekanan. “Kami akan mendorong semua orang untuk membeli bahan bakar seperti biasanya,” tambah mereka dalam pernyataan bersama. Tetapi antrian panjang terlihat di luar SPBU, bahkan dalam semalam. Situasi tersebut membuat para pengemudi frustrasi dan memicu kekhawatiran tentang dampaknya terhadap ekonomi yang lebih luas. “Orang-orang putus asa. Jika saya tidak mendapatkan bensin sekarang, saya tidak bisa bekerja lagi,” ujar seorang pengemudi, David Hart, kepada AFP saat dia mengantri di sebuah garasi di London setelah pencarian yang sia-sia pada akhir pekan.