IslamToday
No Result
View All Result
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
No Result
View All Result
IslamToday
No Result
View All Result
Begitu Kosmopolitnya Kesultanan Banten, Poros Perdagangan dan Keilmuan di Asia Tenggara

Ilustrasi Peta Antik Kota Pelabuhan Kesultanan Banten karya François Valentijn (1666-1727). Sumber: raremaps

Home Ulas Nusa

Begitu Kosmopolitnya Kesultanan Banten, Poros Perdagangan dan Keilmuan di Asia Tenggara

Jumat, 21 Mei 2021 • 23:47
Reading Time: 3 mins read
by Islam Today
  • Islam Today

ISLAMTODAY — Sejarawan Tiar Anwar Bachtiar mengungkapkan bahwa penyebaran Islam di Nusantara erat kaitannya dengan kuatnya jaringan ilmu atau epistemologi. Bahkan jaringan keilmuan menjadi penopang utama dari penyebaran agama Islam di berbagai kawasan.

Relasi antara tradisi keilmuan dan kesultanan adalah semakin kuat tradisi ilmu maka akan semakin berjaya dan kuatlah kesultanan, kekhalifahan tersebut dan hal itu berlaku sebaliknya.

“Kesultanan dan kekhalifahan amat sangat membutuhkan ilmu jadi ketika ilmunya lemah, tidak ada maka dia biasanya kesultanan, kekhalifahan itu juga lemah adanya,” kata Tiar ketika menjadi pembicara di webinar di AQL Center (13/9/2020).

Pengaruh ilmu dan ulama di kesultanan Nusantara terlihat di Jawa. Misalnya di Kesultanan Demak, kesultanan ini didirikan oleh para ulama yang disebut sebagai walisongo. Berdirinya kesultanan Demak merupakan puncak dari telah tersebarnya pengaruh Islam di Jawa.

Bahkan sebelum didirikan Kesultanan Demak, pengaruh Islam telah lebih dulu masuk di Istana Majapahit. Hal serupa juga berlaku di Kesultanan Banten. Dimana pengaruh Islam telah sampai di kerajaan-kerajaan Sunda.

“Ini menandakan bahwa jejaring ilmu pengetahuan atau jejaring epistemologi itu mendahului kekuasaan para sultan,” ucapnya.

Baca JugaPostingan Lainnya

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa adanya relasi, hubungan politik antar kesultanan yang ada di Nusantara terbangun setelah pengaruh Islam dalam bidang keilmuan dan kekuasaan di suatu wilayah telah kuat.

Hal ini dipertegas oleh pernyataan dari Founder Sultan Abul Mafakhir Institute yang juga Sejarawan Banten, Mufti Ali.

Ia mengungkapkan bahwa berdirinya Kesultanan Banten tidak lepas dari kiprah salah seorang walisongo, Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati dan putranya, Sultan Hasanudin adalah sosok sentral yang memiliki peran besar dengan berdirinya Kesultanan Banten.

Mufti Ali mengungkapkan jika penyebaran agama Islam di Banten terjadi jauh sebelum berdirinya Kesultanan Banten di abad ke-16.

Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis Banten yang terletak di bagian ujung Barat pulau Jawa. Di mana Selat Sunda merupakan jalur strategis perdagangan antar pedagang dari berbagai negara.

Ia mengungkapkan jika keberadan Kesultanan Banten erat kaitannya dengan Kesultanan Demak.

“Kalau Kesultanan Banten itu berbicara tentang institusi dan entitas politik, dan itu berlangsung ketika Sunan Gunung Jati dibantu oleh anaknya Sultan Hasanudin itu mendirikan sebuah Kesultanan Islam… Dan itu ada hubung kait dengan misi yang diemban untuk memperkuat hegemoni, jejaring perdagangan Islam yang sudah sedemikian kuat di Demak,” tutur Mufti Ali.

Ilustrasi Kota Pelabuhan Kesultanan Banten Foto: Weebly

Eksistensi ‘Kompeni’ Banten dan Relasi Dengan Turki Utsmani

Mufti Ali menerangkan bahwa Kesultanan Banten merupakan negara niaga yang sangat memperhatikan urusan perdagangan. Wajar jika lima tahun pasca kekalahannya dengan Portugis dalam merebutkan pelabuhan Sunda Kelapa (1526/1527), Sultan Hasanudin menjalin hubungan dagang dengan Portugis.

Ia menambahkan bukti lainnya majunya perdagangan di Kesultanan Banten terjadi pada masa Sultan Ageng Tirtayasa. Pada tahun 1663, ia telah mampu mengirimkan kapal dagangnya langsung ke Filipina. Selain ke Manila (Filipina), kapal dagang Banten pun telah sampai di wilayah lain seperti di Makau (China), Yaman, Hijaz tidak hanya itu seluruh pelabuhan di kawasan Asia Tenggara pun telah disinggahi oleh kapal dagang Kesultanan Banten.

“Dan misi dagang ini, orang Perancis, orang Portugis, orang Spanyol menyebutnya sebagai Kompeni Banten. Artinya perusahaan dagang tidak menggunakan dan menyewa kapal-kapal Eropa tapi menggunakan kapal sendiri,” tuturnya.

“Ngangkut komoditas sendiri dan membeli komoditas di pelabuhan simpul di Banten, lalu dikirim ke pelabuhan internasional supaya mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat. Dan sekaligus juga tidak bergantung kepada kapal-kapal asing,” terang Mufti Ali.

Catatan mengenai kompeni Banten ini muncul dari catatan Eropa seperti Inggris. Sebab Inggris merupakan negara yang memiliki kantor perwakilan dagang terkuat dan terbesar se-Asia Tenggara. Kantor perwakilan tersebutlah yang melaporkan melalui catatan  rutinnya ke London.

Kompeni Banten mulai diperhitungkan setelah Kesultanan Banten pada masa Sultan Ageng Tirtayasa sekitar tahun 1660an hingga 1670an, ia memesan 10 kapal baru di galangan kapal Inggris di Rembang. Tonase kapal yang dipesan tersebut termasuk sangat besar sehingga sejak saat itu kapal dagang Banten mampu melayari dua samudra, Samudra Hindia dan Pasifik.

“Sejak itu transformasi moda angkut Kesultanan Banten itu berubah dari perahu yang berlayar antar pelabuhan kecil di Asia Tenggara menjadi sebuah entitas yang memiliki kapal-kapal ukuran besar yang mampu berlayar di samudra dan bersaing dengan kompeni-kompeni besar bangsa-bangsa yang lain,” ucap Mufti.

Karangantu in 1598 by J.B. Wolters Groningen

Relasi perdagangan pula yang nantinya membuat Kesultanan Banten dan Kesultanan Turki Utsmani itu terjadi di abad ke-17. Hal yang perlu menjadi catatan adalah fakta bahwa kapal-kapal dagang Kesultanan Banten telah singgah di pelabuhan-pelabuhan dagang wilayah kekuasaan Kesultanan Turki Utsmani. Seperti di kawasan Mocha (Yaman), dan Bashrah.

Selain membawa dampak baik bagi terbukanya jalinan dagang dengan Turki Utsmani. Kemajuan dunia perdagangan di Banten juga membawa banyak manfaat dari segi keilmuan, yakni dengan banyaknya pengiriman ulama ke Banten.

Kesultanan Banten juga menjadi ramai akan aktivitas keilmuan seiring dengan banyaknya ulama internasional dan ramainya para ulama dari berbagai daerah di Nusantara.

ADVERTISEMENT

Mufti Ali menyampaikan majunya perdagangan di Banten juga membawa dampak kemakmuran bagi wilayah tersebut. Kesultanan Banten mampu mengundang semua tenaga ahli di bidangnya baik itu di bidang teknologi maupun di bidang militer. Pada masa itu terdapat ratusan tentara bayaran asal Turki Utsmani di wilayah Kesultanan Banten. Selain itu banyak pula pekerja-pekerja asing asal Inggris yang bekerja di bawah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulis: Kukuh Subekti

 

Share :
Continue Reading

Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA
Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA

Ahad, 03 Okt 2021 • 21:30
ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR
Jejak Peradaban

ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR

Senin, 20 Des 2021 • 07:44
JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12
Jejak Peradaban

JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12

Selasa, 14 Sep 2021 • 22:00
KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA
Jejak Peradaban

KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA

Rabu, 01 Sep 2021 • 19:31
“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”
Jejak Peradaban

“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”

Sabtu, 31 Jul 2021 • 17:09
Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus
Jejak Peradaban

Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus

Jumat, 02 Jul 2021 • 21:18

Related Posts

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Senin, 28 Agu 2023 • 17:39
Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

Senin, 10 Jul 2023 • 11:43
7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

Selasa, 14 Jun 2022 • 06:20
Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Jumat, 10 Jun 2022 • 22:00
Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Kamis, 09 Jun 2022 • 22:00
Para Ulama Dibalik Perumusan Pancasila dan UUD 1945

Misteri Hilangnya Naskah Pidato Ki Bagus Hadikusumo dari Buku Risalah Sidang BPUPKI

Rabu, 01 Jun 2022 • 22:00

Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia
Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Senin, 28 Agu 2023 • 17:39
Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau
Ulas Nusa

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

Senin, 10 Jul 2023 • 11:43
7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau
Ulas Nusa

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

Selasa, 14 Jun 2022 • 06:20
Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan
Ulas Nusa

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Jumat, 10 Jun 2022 • 22:00
Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947
Ulas Nusa

Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Kamis, 09 Jun 2022 • 22:00
Para Ulama Dibalik Perumusan Pancasila dan UUD 1945
Ulas Nusa

Misteri Hilangnya Naskah Pidato Ki Bagus Hadikusumo dari Buku Risalah Sidang BPUPKI

Rabu, 01 Jun 2022 • 22:00

Nasional

Din Tak Sepakat Muhammadiyah Kelola Tambang, Namun Tak Ingin Berbalas Pantun di Media

Din Syamsuddin: Konflik Iran-AS Bisa Guncang Harga Minyak & Picu Resesi Global

2 menit ago
0

Teheran Siap Balas Serangan Israel dan Hadapi Perang Skala Besar

Iran Bantah Gencatan Senjata dengan Israel, Beri Sinyal Akan Berhenti Jika Serangan Israel Berakhir

14 menit ago
0

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi (keempat dari kanan), dalam konferensi pers 'Pengungkapan Jaringan Sindikat Narkotika Hasil Kolaborasi BNN dan Ditjen Bea Cukai' di Kantor Pusat Bea Cukai, Jakarta, Senin (23/6/2025). Foto: IslamToday/Noval Nurhadi

Menteri PPPA: Perempuan & Anak Jadi Target Sindikat Narkoba, Ini Keprihatinan Bersama

58 menit ago
0

Begini Cara Iran Kacaukan Iron Dome Israel

Mantan Dubes Iran: AS Tidak Akan Intervensi Jika Israel Menang

2 jam ago
0

Naik Kelas di Ruang Digital: Muhammadiyah Luncurkan Forum Dai Muda Fordigimu

Naik Kelas di Ruang Digital: Muhammadiyah Luncurkan Forum Dai Muda Fordigimu

2 jam ago
0

Iran Serang Pangkalan AS Terbesar di Teluk Persia Sebagai Balasan

Iran Serang Pangkalan AS Terbesar di Teluk Persia Sebagai Balasan

3 jam ago
0

Next Post
274 Terpidana Mati Masih Ngantre Dieksekusi, Dari Bandar Narkoba Hingga Pembunuh Sadis

Kejagung Sita 36 Lukisan Berlapis Emas Senilai Rp 109 M Milik Tersangka Asabri

IslamToday

No Result
View All Result

Kategori

  • Analisis
  • Bingkai
  • Documentary
  • Histori
  • Infografis
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • Nasional
  • onReport
  • Qur'an Quote
  • Smartizen
  • Ulas Nusa

Connect With Us

Facebook Instagram Youtube Youtube
Twitter
TikTok
VK

Pos-pos Terbaru

  • Din Syamsuddin: Konflik Iran-AS Bisa Guncang Harga Minyak & Picu Resesi Global
  • Iran Bantah Gencatan Senjata dengan Israel, Beri Sinyal Akan Berhenti Jika Serangan Israel Berakhir
  • Menteri PPPA: Perempuan & Anak Jadi Target Sindikat Narkoba, Ini Keprihatinan Bersama

© 2019 - 2022 Islam Today All Right Reserved

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Karir
  • Aplikasi
  • Custom channel Custom Link