(IslamToday ID) – Ribuan warga Amerika Serikat (AS) di beberapa negara bagian memprotes pemerintah tentang kebijakan stay at home (tetap di rumah saja) dalam mengekang penyebaran virus corona (Covid-19). Sejumlah gubernur di negara bagian AS menerapkan kebijakan ketat warganya untuk isolasi diri di rumah masing-masing atau dengan kata lain untuk tetap di rumah saja.
Mereka yang protes khawatir dengan dampak ekonomi. Sebab, tagihan mereka masih terus berjalan sementara pendapatan jika di rumah saja tidak memadai.
Negara bagian seperti Michigan, Ohio, Kentucky, Minnesota, North Carolina, dan Utah yang dipimpin oleh gubernur dari Partai Republik dan Demokrat menggelar protes dalam beberapa hari terakhir.
“Segmen kecil negara memprotes, dan itu hak mereka. Orang-orang menjadi gila di rumah saja, mereka khawatir membayar tagihan,” ujar Gubernur Michigan, Gretchen Whitmer, dilansir laman CNN, Sabtu (18/4/2020).
Presiden AS Donald Trump secara terbuka mendukung protes sayap kanan dari social distancing dan imbauan stay at home. Hal itu ia katakan sehari setelah mengumumkan pedoman kepada gubernur dalam membuka kembali perekonomian di negara maisng-masing sesuai kemampuan.
Dalam serangkaian cuitan di Twitter resmi @realDonaldTrump yang dimulai dua menit setelah laporan langsung Fox News tentang pengunjuk rasa, presiden mengatakan “Liberte Michigan!” dan “Liberte Minnesota!” Negara bagian itu dipimpin dari Partai Demokrat yang memberlakukan pembatasan sosial yang ketat.
Ia juga menyinggung Virginia, di mana gubernur dan legislatif negara bagian mayoritas dari Partai Demokrat. “Liberate Virginia, dan simpan Amandemen ke-1 Anda sekalian yang hebat. Kepung!” cuit Trump dikutip laman New York Times, Sabtu (18/4/2020).
Menurut para pakar, cuitan Trump menghasut para demonstran dan membantu menyulut semangat kemarahan kepada pemerintah yang memberlakukan kebijakan jarak sosial, yang padahal guna pengekang laju penyebaran virus.
Dukungan Trump itu juga menandakan bahwa dirinya menolak sama dengan Partai Demokrat, dan memilih untuk membagi negara dengan memainkan basis politiknya masing-masing.
Pada Kamis (16/4/2020) Trump memaparkan rencananya untuk memutar kembali roda perekonomian AS di tengah perang melawan pandemi Covid-19. Namun Trump menyerahkan keputusan kepada gubernur negara bagian.
“Kita tidak membuka sekaligus, tapi selangkah demi selangkah dengan hati-hati,” katannya.
Kini AS memiliki jumlah kasus dan kematian korona paling tinggi di dunia.
Sementara itu, pengamat ekonomi AS, Stephen Moore menilai AS mestinya sudah mencabut penguncian beberapa wilayah karena penyebaran corona sudah berkurang, seperti di Idaho, Nebraska, dan Iowa.
Menurutnya, pemerintah terlalu lama menunggu memulai kembali mesin ekonomi AS. “Saya benar-benar berpikir, kita harus memulai ini satu atau dua minggu yang lalu,” katanya melansir CBS News, Sabtu (18/4/2020).
Moore mengakui bahwa pengujian yang kuat sangat penting di saat seperti ini untuk tindakan pencegahan penularan virus corona. Tetapi ia berpendapat bahwa AS tidak bisa menunggu sampai menjadi lebih luas untuk mulai membuka kembali perekonomian.
“Saya tidak berpikir kita bisa menunggu dua atau tiga atau empat minggu lagi untuk penguncian. Tingkat infeksi pada ekonomi sangat mirip dengan tingkat infeksi penyakit ini.”
Moore juga menyinggung pernyataan ahli penyakit menular, dr Anthony Fauci yang belakangan banyak diperbincangkan terkait krisis virus corona.
“Dia (Fauci) membuat komentar ini satu atau dua minggu yang lalu yang masih melekat dalam ingatan saya, di mana dia berkata, ‘Saya minta maaf tentang ketidaknyamanan ekonomi ini.’ Dan saya pikir tidak layak dikatakan, seperti mengejek. Ini bukan ketidaknyamanan, tetapi ini adalah bencana. Ini adalah masalah besar, utama bagi perekonomian kita,” tandas Moore.
Moore juga mengecam kaum kiri yang menyerukan tindakan pemerintah terhadap individu untuk melakukan aturan social distancing.
“Di mana libertarian sipil kaum kiri? Maksud saya, salah satu hal yang menurut saya paling menarik dalam 35 tahun saya di bidang politik dan ekonomi adalah, kaum kiri itu The American Civil Liberties Union, berdiri melawan pemerintah. Saya tidak mendengar banyak keberatan dari orang-orang di sebelah kiri,” kata Moore. (wip)