(IslamToday ID) – Amerika Serikat (AS) diperingatkan untuk tidak gegabah mengambil kebijakan melonggarkan pembatasan sosial. Sebab pada musim dingin nanti, AS diprediksi bakal dihantam gelombang kedua penyebaran virus corona.
“Ada kemungkinan bahwa serangan virus pada bangsa kita pada musim dingin tahun depan sebenarnya akan lebih sulit daripada yang baru saja kita lalui,” kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Robert Redfield dalam sebuah wawancara dengan Washington Post, Selasa (21/4/2020).
“Kita akan mengalami epidemi flu dan epidemi virus corona pada saat yang bersamaan,” tambahnya.
Dengan adanya kombinasi tersebut, Redfield mengatakan, tekanan pada sistem perawatan kesehatan nasional akan lebih besar dibandingkan gelombang pertama yang masih terjadi hingga hari ini.
Untuk mempersiapkan risiko tersebut, Redfield dan otoritas kesehatan publik lainnya meminta pemerintah untuk terus memberlakukan aturan tinggal di rumah, menutup bisnis dan sekolah, karena bisa menghambat penyebaran infeksi.
Meski pembatasan gerak mulai dilonggarkan, Redfield meminta semua individu untuk tetap memberlakukan aturan jarak sosial satu sama lain.
Sementara anjuran tersebut diberlakukan, otoritas kesehatan masyarakat harus meningkatkan sistem pengujian untuk mengidentifikasi mereka yang terinfeksi lalu melakukan penelusuran kontak dengan ketat.
Terkait membangun jaringan pelacakan kontak nasional, Redfield mengungkapkan, pihaknya membutuhkan 300.000 personel guna menghadapi gelombang kedua Covid-19.
Saat ini, Redfield mengaku CDC sedang berdiskusi dengan para pejabat negara terkait pendaftaran dan pelatihan sukarelawan untuk membantu mengawasi pelacakan kontak.
Hingga saat ini, Rabu (22/4/2020), virus corona baru telah menginfeksi 818.744 orang di AS dengan 45.318 orang maninggal dunia dan baru 82.923 orang yang dinyatakan sembuh.
Sebelumnya, pada Sabtu (18/4/2020), Presiden AS Donald Trump mengatakan negara bagian Texas dan Vermont akan mengizinkan bisnis tertentu untuk dibuka kembali pada Senin (20/4/2020). Negara bagian Montana juga dikatakan akan mulai mencabut pembatasan pada Jumat (24/4/2020).
“Kami terus melihat sejumlah tanda-tanda positif bahwa virus telah melewati puncaknya,” kata Trump dikutip dari Channel News Asia, Minggu (19/4/2020).
Kebijakan itu diprotes oleh beberapa gubernur negara bagian. Mereka mengatakan tidak akan melonggarkan kebijakan pembatasan sosial sebelum waktunya, hanya demi membuka kembali perekonomian.
Selain gubernur dari beberapa negara bagian, para pimpinan bisnis juga mengatakan kepada Trump bahwa negara perlu melakukan pengujian atau tes secara luas sebelum perusahaan mereka dapat kembali beroperasi normal.
Trump pada Sabtu (18/4/2020) mengatakan bahwa tes corona telah menjadi lebih baik (adanya kemajuan), namun ia tidak menyebutkan data konkret terkait hal tersebut. (wip)