(IslamToday ID) – Mirip dengan Presiden Donald Trump, Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo terus melancarkan kritik terhadap China terkait pandemi virus corona.
Terbaru, Pompeo menuduh China telah menyebabkan hilangnya banyak nyawa dan menegaskan Partai Komunis China akan merasakan konsekuensinya.
Seperti dilansir CNN, Jumat (24/4/2020), kritikan itu disampaikan Pompeo saat tampil dalam acara Sean Hannity Show di saluran televisi Fox.
“China telah menyebabkan rasa sakit yang besar, hilangnya banyak nyawa, dan sekarang memicu tantangan besar bagi perekonomian global dan juga perekonomian Amerika, dengan tidak membagikan informasi yang mereka miliki,” tegas Pompeo.
“Saya sangat yakin bahwa Partai Komunis China akan membayar untuk apa yang mereka lakukan di sini, tentu saja dari Amerika Serikat,” imbuhnya.
Pompeo sebelumnya menyatakan akan ada waktu untuk saling tuduh saat ditanya apakah China harus membayar kerugian yang disebabkan pandemi virus corona. Dalam wawancara dengan Sean Hannity, Pompeo menggunakan bahasa lebih lugas dengan menyatakan China akan “membayar”.
“Anda harus tahu bahwa kita masih belum mendapatkan transparansi penuh dari Partai Komunis China. Kita khawatir ada hal-hal yang kita tidak tahu dan kita tidak bisa membuat tim kita di lapangan melakukan pekerjaan yang harus dilakukan,” tandas Pompeo.
Ia juga menuduh China mungkin telah mengetahui soal virus corona sejak November 2019, namun baru membukanya pada Desember 2019. “Anda akan ingat bahwa kasus-kasus pertama ini diketahui oleh pemerintah China mungkin paling cepat November, tetapi sudah pasti pada pertengahan Desember,” ujar Pompeo seperti dilansir AFP.
“Mereka lamban mengidentifikasi ini untuk siapapun di dunia, termasuk WHO,” kata Pompeo.
Di AS sendiri virus corona telah merenggut hampir 50.000 nyawa. Dalam sehari, angka kematian baru pasien corona mencapai 3.176 orang.
Angka kematian tersebut berdasarkan data penghitungan dari Universitas Johns Hopkins yang berbasis di Baltimore.
Tercatat dalam 24 jam hingga pukul 08.30 malam (0030 GMT) Jumat (24/4/2020), jumlah total kematian akibat virus corona secara keseluruhan di AS menjadi 49.759. Ada 3.176 orang yang meninggal dalam sehari.
AS adalah negara yang paling terpukul di dunia akibat virus ini. Kini AS memiliki 866.646 kasus virus corona yang dikonfirmasi, naik 26.971 kasus dari hari sebelumnya.
Namun, lantaran kurangnya pengujian, jumlah pasien terinfeksi aktual (sesungguhnya di lapangan) cenderung jauh lebih tinggi.
Pekan lalu, negara itu mencatat angka kematian tinggi berturut-turut dalam dua hari yakni 4.591 pada hari Kamis dan 3.856 pada hari Jumat. Tetapi angka-angka itu diyakini termasuk kematian corona yang kemungkinan sebelumnya tidak termasuk dalam perhitungan.
Di luar dua hari itu, korban meninggal corona per Kamis yang mencapai 3.176, telah menandai hari paling mematikan di negara mana pun, di tengah pandemi global yang telah merenggut hampir 190.000 nyawa.
Meskipun angka-angka yang mengkhawatirkan tersebut, beberapa negara bagian AS seperti Georgia dan Texas sedang bersiap untuk membuka kembali beberapa bisnis. Hal ini dilakukan ketika mereka mulai mencabut kebijakan lockdown. (wip)