(IslamToday ID) – Pemerintah China sepertinya sudah geram dengan ulah Amerika Serikat (AS) di Laut China Selatan. Bahkan militer China menyebut AS sebagai “pembuat onar” di laut yang disengketakan tersebut.
Pemerintah China menekankan kini Beijing berada dalam situasi siaga tinggi untuk melindungi kepentingannya di perairan yang diperebutkan itu.
Melansir South China Morning Post, kedua kekuatan yang sudah terjebak dalam perselisihan tentang penanganan pandemi virus corona, telah terlibat dalam pertikaian yang menegangkan di Laut China Selatan. Kehadiran AS di laut tersebut bertujuan untuk menentang klaim ekspansif China dalam beberapa hari terakhir.
Kapal penjelajah berpeluru kendali AS, USS Bunker Hill, melakukan “operasi navigasi kebebasan” di Kepulauan Spratly pada Rabu (29/4/2020), sehari setelah perusak rudal berpemandu USS Barry melakukan operasi serupa di dekat Kepulauan Paracel.
Armada ke-7 AS menyatakan operasi itu sebagai tanggapan terhadap klaim maritim di Laut Cina Selatan yang menimbulkan ancaman serius terhadap kebebasan laut, termasuk kebebasan navigasi dan penerbangan, dan hak lintas tidak bersalah dari semua kapal.
Pada minggu lalu, pasukan Australia bergabung dengan kapal perang AS dalam latihan bersama di Laut China Selatan setelah kapal riset China Haiyang Dizhi 8, disertai dengan kapal penjaga pantai China, menguntit kapal perusahaan minyak Malaysia yang melakukan eksplorasi di daerah itu.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian mengatakan, Beijing telah mengawasi dengan cermat dan waspada terhadap kegiatan militer AS dan Australia.
“Seringnya operasi militer di Laut China Selatan oleh negara-negara ekstra-regional seperti AS dan Australia tidak kondusif bagi perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan dan kami dengan tegas menentang mereka,” kata Wu seperti yang dikutip South China Morning Post.
“Berkali-kali, AS telah membuktikan diri sebagai kekuatan terbesar dalam mendorong militerisasi di Laut China Selatan dan pembuat onar dalam mencegah perdamaian dan stabilitas di kawasan itu,” tambahnya.
Pada Selasa (28/4/2020), Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat menyatakan misi USS Barry di dekat Paracel yang dikontrol Beijing adalah “instruksi ke dalam perairan wilayah China”.
Komando itu mengatakan pihaknya berusaha melakukan patroli udara dan laut untuk “melacak, memantau, memverifikasi, mengidentifikasi dan mengusir” kapal-kapal Amerika.
Juga pada Kamis (30/4/2020), Wu menolak laporan AS bahwa China diam-diam melakukan uji coba nuklir bawah tanah.
Mengutip laporan dari Departemen Luar Negeri AS, The Wall Street Journal melaporkan dua minggu lalu bahwa Washington prihatin dengan peningkatan aktivitas di lokasi uji Lop Nur China di wilayah barat jauh Xinjiang, termasuk penggalian luas yang menimbulkan dugaan ledakan.
“Laporan oleh AS dibuat-buat dan tidak masuk akal. China tidak seperti AS, selalu menepati janjinya pada kendali senjata internasional,” kata Wu. (wip)