(IslamToday ID) – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali naik pitam dan menyerang WHO terkait dengan pandemi corona. Ia keras menyebut WHO sebagai boneka China.
Serangan verbal Trump ini muncul ketika Amerika belum bergesar dari posisinya sebagai negara terparah di dunia yang dilanda pandemi Covid-19. Trump mengaku sedang mempertimbangkan untuk memotong atau membatalkan dukungan finansial AS untuk WHO.
“Mereka (WHO) adalah boneka China, mereka China-sentris untuk membuatnya lebih bagus,” katanya, Senin (18/5/2020) di Gedung Putih.
Trump mengatakan Amerika membayar sekitar 450 juta dolar AS setiap tahun kepada WHO, kontribusi terbesar dibanding negara mana pun. Rencananya, AS akan memangkasnya.
“Karena kami tidak diperlakukan dengan benar. Mereka memberi kami banyak nasihat buruk,” kata Trump seperti dikutip AFP.
Trump berbicara ketika WHO mengadakan pertemuan tahunan pertamanya sejak pandemi melanda dunia. Virus corona baru, SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 terdeteksi pertama kali di Wuhan, China, pada Desember 2019.
Virus ini kini menyebar ke 213 negara dan beberapa teritorial. Hingga Selasa (19/5/2020) jumlah kasus virus corona secara global mencapai 4.891.330 dengan 320.134 kematian dan sebanyak 1.907.422 pasien berhasil disembuhkan.
Angka-angka terbaru itu merupakan data penghitungan worldometers pada pukul 10.00 WIB. Data tersebut menunjukkan Amerika sebagai negara dengan jumlah kasus tertinggi di dunia, yakni sudah melebihi 1,5 juta. Sedangkan total kematiannya mendekati 90.000 orang.
Sementara itu, analisis Reuters terpisah menemukan sebagian besar negara bagian Amerika melaporkan penurunan kasus baru penyakit pernapasan untuk pekan yang berakhir 17 Mei, di mana hanya 13 negara bagian yang mengalami peningkatan infeksi dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Berdasarkan analisis data Reuters dari The Covid Tracking Project, Tennessee mengalami peningkatan mingguan terbesar dengan angka 33 persen. Kasus-kasus baru Louisiana naik 25 persen dan Texas melaporkan 22 persen lebih banyak kasus daripada pada minggu pertama Mei. Ini merupakan upaya yang dijalankan secara sukarela untuk melacak wabah tersebut.
Sementara, Michigan mengalami kenaikan kasus 18 persen setelah lima minggu mencatatkan penurunan. Michigan merupakan salah satu wilayah yang sangat terpukul di masa awal wabah dan telah mencatatkan lebih dari 4.800 kematian.
Secara nasional, kasus baru Covid-19 turun 8 persen dalam minggu terakhir, dibantu oleh penurunan yang berkelanjutan di New York dan New Jersey. Namun, hampir semua 50 negara bagian Amerika telah mengizinkan beberapa bisnis untuk dibuka kembali dan penduduk bergerak lebih bebas.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa pejabat kesehatan tentang kemunculan wabah gelombang kedua.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika telah merekomendasikan agar pemerintah menunggu jumlah kasus Covid-19 harian mereka yang baru turun selama 14 hari sebelum mengurangi pembatasan jarak sosial. (wip)