(IslamToday ID) – Seperti memancing di air keruh, militer Amerika Serikat (AS) malah menerbangkan pesawat pembomnya B-1B Lancer di sebuah perairan di dekat China. Tindakan itu bisa memicu perang antara China-AS, apalagi hubungan kedua negara akhir-akhir ini sedang tidak baik.
Dalam pengumumannya di Twitter, Angkatan Udara Pasifik AS menyatakan pesawat pembom B-1B melakukan misi di Laut China Selatan, hanya beberapa hari setelah menjalani latihan dengan Angkatan Laut Amerika di dekat Hawaii.
“(Guna) menunjukkan kredibilitas Angkatan Udara AS untuk mengatasi lingkungan keamanan yang beragam dan tidak pasti,” bunyi pengumuman tersebut yang dilansir South China Morning Post, Kamis (21/5/2020).
Militer Washington tidak merinci kapan penerbangan pesawat pembom berkemampuan nuklir itu berlangsung dan berapa jumlah pesawat yang dikerahkan. Pengumuman itu sudah dirilis Selasa lalu.
Beijing dan Washington masih terkunci dalam perang kata-kata terkait penanganan Covid-19 dan asal usul virus yang telah menewaskan lebih dari 329.000 orang dan menginfeksi lebih 5 juta orang di seluruh dunia itu.
Kedua negara sebelumnya juga bersitegang terkait sejumlah isu, termasuk jurnalisme, perdagangan, teknologi, dan militer.
Pada 1 Mei lalu, Angkatan Udara AS mengerahkan empat pesawat pembom B-1B dan sekitar 200 penerbang dari Texas ke Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam. Misinya adalah untuk mendukung Angkatan Udara Pasifik AS dan untuk melakukan pelatihan dan operasi dengan negara-negara sekutu dan mitra Amerika.
Li Jie, seorang spesialis militer yang berbasis di Beijing, mengatakan penyebaran pesawat pembom nuklir itu menunjukkan bahwa AS berusaha untuk menjaga pencegahan strategis, di mana Angkatan Udara Amerika telah melakukan 11 penerbangan pada Maret dan 13 penerbangan pada April di atas Selat Taiwan dan Laut China Selatan.
“Jelas, para pembuat keputusan di Pentagon sedang mencoba menggunakan pembom sebagai alat baru dalam pencegahan strategisnya terhadap China. Kami akan melihat gangguan B-1 yang intensif ke wilayah udara di Selat Taiwan dan Laut China Selatan pada Mei,” kata Li.
Ia mencatat bahwa segera setelah pengerahan ke Guam, dua pesawat pembom B-1B terbang di atas Laut China Timur dan juga terbang di atas perairan lepas pantai timur laut Taiwan pada 6 Mei yang katanya merupakan indikasi kepada Taiwan bahwa AS belum memberikan pengaruh militernya di wilayah tersebut.
Pada 29 April, Angkatan Udara AS mengirim dua B-1B Lancer untuk penerbangan bolak-balik 32 jam di atas Laut China Selatan. Pesawat itu merotasi pesawat pembom B-1, B-2, dan B-52.
Pada 14 Mei, Angkatan Laut China memulai latihan militer 11 minggu di perairan lepas kota pelabuhan utara Tangshan di Laut Kuning. AS mengirim kapal perang melintasi Selat Taiwan pada hari yang sama, yang menandai manuver keenamnya di selat tersebut sepanjang tahun ini.
Komando Indo-Pasifik AS mengatakan pada Rabu bahwa Angkatan Laut AS telah melakukan latihan perang ranjau di Laut China Timur.
China juga berniat meningkatkan kekuatan militernya. Negara ini menempatkan dua kapal selam strategis bertenaga nuklir yang baru di-upgrade ke dalam layanan militer bulan lalu dan juga mempertimbangkan peluncuran generasi baru pesawat pembom supersonik Xian H-20 pada tahun ini. (wip)