(IslamToday ID) – Di tengah ketegangan dengan Amerika Serikat (AS), anggaran pertahanan China tahun ini naik 6,6 persen dari tahun lalu. Anggaran pertahanan China menjadi 1,268 triliun yuan (178,16 miliar dolar AS) dan diawasi dengan ketat sebagai barometer seberapa agresif mereka akan meningkatkan kekuatan militernya.
Hanya, ekonomi China menyusut 6,8 persen pada kuartal pertama 2020 dibanding periode sama 2019 karena wabah virus corona yang menyebar dari pusat Kota Wuhan, tempat virus itu muncul akhir tahun lalu.
China menghilangkan target pertumbuhan ekonomi 2020 untuk pertama kalinya dan menjanjikan dukungan pemerintah untuk ekonomi dalam laporan kerja Perdana Menteri Li Keqiang pada pertemuan tahunan parlemen, Jumat (22/5/2020).
Tetap saja, Li berjanji angkatan bersenjata China, yang terbesar di dunia, tidak akan menjadi lebih buruk.
“Kami akan memperdalam reformasi di pertahanan nasional dan militer, meningkatkan kapasitas dukungan logistik dan peralatan kami, dan mempromosikan pengembangan inovatif ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan pertahanan,” katanya.
“Kami akan memperbaiki sistem mobilisasi pertahanan nasional dan memastikan persatuan antara militer dan pemerintah, dan antara militer dan rakyat tetap solid,” tambahnya seperti dikutip Reuters.
Meski ada wabah virus corona, angkatan bersenjata China dan AS tetap aktif di Laut China Selatan yang disengketakan dan sekitar Taiwan yang diklaim China.
Sebelumnya, sumber South China Morning Post menyebutkan, alasan kenaikan anggaran militer adalah China membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk mengatasi tantangan yang tidak stabil di dalam dan luar negeri.
Tetapi, daftar alasan teratas adalah konfrontasi yang berkembang dengan AS.
Melansir South China Morning Post, hubungan China-AS telah mencapai titik terendah di tengah perang dagang, pertengkaran atas kebebasan sipil dengan Taiwan, serta konflik atas klaim teritorial Beijing di Laut China Selatan.
Ada pula perselisihan soal asal-usul pandemi Covid-19 antara Beijing dan Washington.
Dari sudut pandang Beijing, ancaman militer muncul di ambang pintu saat pesawat pembom AS melakukan sekitar 40 penerbangan di atas wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan dan China Timur sepanjang tahun ini. Jumlah tersebut naik tiga kali lipat lebih dari jumlah penerbangan pada periode yang sama tahun lalu.
Kapal perang Angkatan Laut AS juga telah berlayar di daerah itu.
“Beijing merasa ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh AS dan negara-negara asing lainnya meningkat, sehingga Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menginginkan peningkatan anggaran untuk mendukung modernisasi militer dan pelatihan siap tempurnya,” kata Song Zhongping, komentator militer yang berbasis di Hong Kong.
Meskipun ukuran sebenarnya dari anggaran pertahanan China adalah masalah perselisihan, sumber dari militer China mengatakan, PLA ingin menyamai atau melampaui tingkat pertumbuhan 7,5 persen tahun lalu karena ketegangan meningkat di beberapa bidang, termasuk gesekan dengan Taiwan. (wip)