(IslamToday ID) – Demonstrasi rusuh di Ibukota Amerika Serikat (AS), Washington DC belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Bak perang, kini pasukan militer dari Garda Nasional dan polisi mengepung area Gedung Putih.
Para tentara Garda Nasional dan polisi berdatangan ke sekitar Gedung Putih untuk memaksa para demonstran hengkang dari jalanan. Para tentara berdatangan tak lama setelah Presiden Donald Trump memanggil militer untuk tiba.
Setidaknya 9 kendaraan lapis baja tiba di Gedung Putih untuk menghentikan pengunjuk rasa mendekati kantor yang juga kediaman dinas presiden AS tersebut.
Trump juga memajukan jam malam di Washington DC menjadi pukul 19.00 waktu setempat. Itu setelah ibukota jatuh ke dalam kekacauan akibat pengunjuk rasa dan polisi bentrok di seberang jalan dari Gedung Putih di Lafayette Park.
Ketika Trump tiba di Rose Garden Gedung Putih, ledakan keras terdengar tak jauh dari lokasi berkumpulnya demonstran. Polisi juga memaksa memindahkan para demonstran keluar dari Lafayette Park, sehingga presiden dapat mengambil foto di depan sebuah gereja bersejarah yang telah dibakar massa sehari sebelumnya.
“Ya Tuhan. Ini bahkan belum jam malam dan penegak hukum (yang ditempatkan di lapangan di sekitar Gedung Putih) telah mulai ‘membersihkan’ pengunjuk rasa damai dengan flash dan gas air mata,” tulis jurnalis senior Buzz Feed News, Ellie Hall via akun @ellievhall, Selasa (2/6/2020).
Jurnalis Vox, Aaron Rupar, via akun Twitter-nya, @atrupar menulis: “Daerah di luar Gedung Putih tampak seperti zona perang sekarang.”
Demo yang diwarnai kerusuhan selama beberapa hari di berbagai wilayah di AS dipicu oleh kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam, akibat dicekik dengan lutut oleh seorang polisi Minneapolis.
Trump berpidato singkat sebelum jam malam di Washington DC diberlakukan. Ia meminta orang-orang AS untuk menghentikan kekerasan.
“Semua orang Amerika benar-benar muak dan berontak oleh kematian brutal George Floyd. Pemerintahan saya berkomitmen penuh bahwa untuk George dan keluarganya, keadilan akan ditegakkan,” kata Trump.
“Dia tidak akan meninggal sia-sia. Tetapi kita tidak bisa membiarkan tangisan yang benar dari para pemrotes damai ditenggelamkan oleh gerombolan yang marah. Korban kerusuhan terbesar adalah warga yang cinta damai di komunitas termiskin kita dan sebagai presiden mereka saya akan berjuang untuk menjaga mereka tetap aman,” tambahnya.
“Saya akan berjuang untuk melindungi Anda. Saya adalah presiden hukum dan ketertiban Anda dan sekutu dari semua pengunjuk rasa damai, tetapi dalam beberapa hari terakhir bangsa kita telah dicengkeram oleh kaum anarkis profesional, gerombolan perusuh, pembakar, penjarah, penjahat, perusuh, Antifa, dan lainnya,” papar Trump.
“Penghancuran kehidupan orang yang tidak bersalah dan menumpahkan darah orang yang tidak bersalah adalah pelanggaran terhadap kemanusiaan dan kejahatan terhadap Tuhan. Amerika membutuhkan penciptaan, bukan kehancuran. Kerja sama tidak menghina. Keamanan bukan anarki. Kesembuhan bukan kebencian. Keadilan bukan kekacauan. Ini adalah misi kami dan kami akan berhasil 100 persen, kami akan berhasil. Negara kita selalu menang,” imbuhnya. [wip]