(IslamToday ID) – Pentagon mengerahkan sekitar 1.600 tentara ke wilayah Washington DC setelah beberapa malam protes dengan kekerasan terjadi di Ibukota Amerika Serikat (AS) itu.
“Elemen-elemen tugas aktif ditempatkan di pangkalan militer di National Capitol Region, tetapi tidak di Washington DC,” kata juru bicara Pentagon, Jonathan Rath Hoffman, Selasa (2/6/2020) seperti dikutip Reuters.
Ia mengatakan pasukan berada pada status siaga tinggi, tetapi tidak dilibatkan dalam dukungan pertahanan untuk operasi otoritas sipil.
Sementara, Facebook Inc menangguhkan akun-akun yang terkait dengan kelompok-kelompok nasionalis kulit putih yang menganjurkan membawa senjata dalam gelombang protes anti-rasis, menyusul kematian George Floyd saat ditahan polisi Minneapolis.
Perusahaan media sosial asal AS tersebut menyatakan, mereka juga menghapus akun palsu yang mengklaim kesetiaan kepada Antifa dalam rangka mendiskreditkan gerakan anti-fasis.
Penganut Antifa mengatakan mereka fokus membela orang dari serangan pihak berwenang atau warga, tetapi difitnah oleh Presiden Donald Trump yang tanpa mengutip bukti menyatakan kelompok ini adalah penghasut kekerasan anti-polisi.
Beberapa akun nasionalis kulit putih yang dihapus terkait dengan Proud Boys, yang sebelumnya Facebook klasifikasikan sebagai kelompok berbahaya. Akun yang lain memiliki koneksi ke grup bernama American Guard.
Facebook menegaskan mereka bertindak berdasarkan perilaku, bukan politik dari konten apapun. Dan, jejaring sosial ini tidak menyebut Antifa sebagai kelompok berbahaya.
“Akun Antifa yang menyesatkan dihapus karena ‘perilaku tidak autentik’, karena mereka mengaku sesuatu yang bukan mereka,” kata Facebook dalam pernyataan seperti dilansir Reuters.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengirim militer untuk menumpas perusuh sipil yang mencuat pasca kematian Floyd. Ia mengatakan, jika kota dan negara bagian gagal mengendalikan protes dan menjaga warganya, maka pemerintah pusat akan mengerahkan tentara untuk menyelesaikan masalah itu.
Seperti dikutip BBC, protes atas kematian Floyd telah meningkat selama seminggu terakhir. Calon presiden Joe Biden mengkritik Trump pada Selasa karena melayani hasrat para pendukung politiknya.
“Kami tidak akan mengizinkan presiden manapun untuk membungkam suara kami,” kata Partai Demokrat, merujuk pada konstitusi AS yang menjamin kebebasan demonstran untuk berkumpul.
Pada Selasa, sheriff Las Vegas mengatakan seorang petugas tewas dalam sebuah penembakan setelah polisi berusaha membubarkan kerumunan.
Puluhan orang telah terluka ketika pihak berwenang menggunakan gas air mata dan memaksa untuk membubarkan protes yang telah melanda lebih dari 75 kota. Sementara itu, empat petugas ditembak dan terluka pada Senin (1/6/2020) malam saat terjadi kerusuhan di St Louis, Missouri. [wip]