(IslamToday ID) – Demonstrasi besar-besaran terjadi di Inggris. Bahkan menurut Reuters, ada sekitar 10.000 orang turun ke jalan-jalan di kota London pada Minggu (7/6/2020).
Demonstrasi tersebut mengutuk kebrutalan oknum polisi AS atas kematian George Floyd di Minneapolis 25 Mei lalu. Beberapa demonstran bahkan mengenakan topeng wajah bertuliskan “Rasisme adalah virus”.
“Sekarang adalah waktunya. Kita perlu melakukan sesuatu. Kami telah menjadi sangat puas diri di Inggris. Tetapi rasisme yang membunuh Floyd lahir di Inggris. Dalam hal kolonialisme dan supremasi kulit putih,” ujar seorang demonstran, Hermione Lake (28).
“Kita perlu sepenuhnya menumpahkan sistem. Kita perlu reformasi besar-besaran, perubahan besar.”
Meski relatif aman, namun bentrok terjadi pada malam hari. Ini terjadi saat sejumlah kecil pendemo melemparkan botol dan kembang api seraya berteriak, “Kehidupan kulit hitam penting.”
Massa mencoba mendorong pagar pembatas polisi. Seorang polisi, tulis Reuters, terlihat terluka di kepala dan dibantu rekan-rekannya.
Demo juga terjadi sebelumnya, Sabtu (6/6/2020). Demo berujung bentrok pada malam hari, di mana 27 petugas terluka, dengan dua orang luka parah.
Di Bristol, Inggris bagian barat, demonstran juga merobohkan patung “Edward Colston”. Ia adalah tokoh perdagangan budak yang dipuja tahun 1895 di negeri kerajaan itu.
Sementara itu, demo yang terjadi menyebabkan kekhawatiran otoritas setempat. Pasalnya pandemi corona Covid-19 masih menyebar pesat di Inggris,
Dari data Worldometers, Inggris mencatat ada 286.194 kasus. Di mana total kematian sebanyak 40.542 orang.
Inggris menempati negara dengan kematian akibat Covid-19 terbanyak kedua di dunia. Sementara peringkat pertama masih ditempati AS dengan 112.469. [wip]