(IslamToday ID) – Presiden Donald Trump mengatakan akan mengurangi jumlah pasukan Amerika Serikat (AS) di Jerman. Ia mencap Berlin “nakal” karena hanya berkontribusi sendikit pada Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
“Ini biaya yang luar biasa bagi AS, jadi kita akan menghapus jumlahnya, menurunkannya,” ujarnya sebagaimana dilansir Aljazeera, Selasa (16/6/2020).
Saat ini setidaknya ada 50.000 tentara AS di Jerman, dengan 35.000 bersifat permanen. Trump mengaku akan mengurangi hingga 25.000.
Pasukan AS memang telah ditempatkan di sejumlah negara yang dianggap vital sejak akhir Perang Dunia II, melalui NATO. Aliansi ini dibuat guna melawan kekuatan Uni Soviet saat Perang Dingin.
Namun sejak Rusia kembali memperkuat militernya di tangan Presiden Valdimir Putin, pengaruh pasukan AS makin kuat dalam dua dekade terakhir. Bahkan sejumlah negara Eropa tengah dan timur meminta pertahanan yang lebih kuat dari AS.
Meski demikian, kata Trump, Jerman tidak memberikan pembayaran yang memadai. Bahkan ada tunggakan yang hingga kini belum dibayar.
“Tunggakan Jerman, mereka menunggak selama bertahun-tahun dan berhutang miliaran ke NATO. Jadi mereka harus membayarnya,” tegasnya.
Trump juga menuding Jerman telah berlaku buruk ke AS dalam perdagangan. Bahkan mengambil untung dari kehadiran pasukan AS.
“Mereka telah merugikan AS ratusan miliar dolar selama bertahun-tahun dalam perdagangan, jadi kami terluka di perdagangan dan juga NATO,” jelas Trump.
Trump memang sudah berulang kali menuduh anggota NATO dari Eropa tidak memiliki komitmen kuat. Pasalnya Eropa menghabiskan kurang dari 2 persen dari PDB untuk biaya pertahanan.
Sementara itu, mantan Duta Besar AS untuk Jerman, Richard Grenell menanggapi persoalan ini saat wawancara dengan media Jerman Bild Live. “Para pembayar pajak AS tidak lagi merasa ingin membayar terlalu banyak untuk pertahanan negara lain,” katanya.
Seperti dilansir Reuters pada Kamis (11/6/2020), Grenell baru saja mengundurkan diri sebagai duta besar untuk Jerman pada 1 Juni 2020.
“Bakal ada sekitar 25.000 anggota pasukan di Jerman dan itu bukan jumlah yang kecil,” kata Grenell.
Ini merupakan ketegangan baru antara AS dan Jerman pada masa pemerintahan Trump. Ia telah berulang kali menekan pemerintah Jerman untuk menambah anggaran militer.
Trump bahkan menuding Jerman menjadi tawanan Rusia karena sangat mengandalkan pasokan gas dari Kremlin untuk menyalakan mesin industri dan rumah. [wip]