(IslamToday ID) – Para pengunjuk rasa berbaris di ibukota negara bagian Georgia pada hari Senin (15/6/2020) setelah terjadi penembakan fatal terhadap seorang pria kulit hitam, Rayshard Brooks (27), oleh seorang polisi. Tindakan pembunuhan itu kembali memicu kemarahan publik setelah sebelumnya pria kulit hitam, George Floyd, juga tewas di tangan polisi.
“Jika penembakan itu karena ada alasan lain selain untuk menyelamatkan nyawa petugas, atau untuk mencegah cedera pada dirinya atau orang lain, maka itu tidak dibenarkan berdasarkan hukum,” kata jaksa wilayah Kabupaten Fulton, Paul Howard.
Perwira yang melakukan penembakan itu, Garrett Rolfe telah dipecat dari kepolisian. Kepala polisi Atlanta juga telah mengundurkan diri. Peristiwa penembakan terjadi dua setengah minggu setelah kematian George Floyd.
Kematian Floyd 25 Mei 2020 memicu gelombang protes untuk keadilan rasial di seluruh Amerika Serikat (AS) dan munculnya seruan untuk reformasi kepolisian.
Stacey Abrams, mantan kandidat Demokrat untuk gubernur Georgia yang juga dipertimbangkan untuk mendampingi calon presiden, Joe Biden, mengatakan penembakan Brooks adalah kategori pembunuhan.
“Keputusan untuk menembak itu adalah keputusan yang mungkin dibuat dari ketidaksabaran atau kepanikan, tetapi itu bukan keputusan yang bisa dibenarkan karena telah menyebabkan kematian,” kata Abrams kepada CNN. “Itu pembunuhan.”
Tomika Miller, istri Brooks, mengatakan kepada CBS This Morning bahwa Garrett Rolfe dan petugas lainnya yang berada di tempat kejadian harus masuk penjara.
“Jika suamiku yang menembak mereka, dia pasti akan berada di penjara,” kata Miller. “Dia akan menjalani hukuman seumur hidup.”
Dalam rekaman sebuah video, Brooks ditembak saat melarikan diri setelah berkelahi dengan dua petugas. Laporan autopsi menyatakan dia meninggal karena dua luka tembak di punggung.
Kita Sudah Sekarat
Puluhan pengunjuk rasa keluar di jalan-jalan Atlanta pada Senin pagi untuk pawai di ibukota atas instruksi dari cabang organisasi hak sipil Georgia, Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Kulit Berwarna (NAACP). “Kami sudah sekarat,” kata NAACP.
“NAACP Georgia akan menggunakan hak konstitusional berkumpul untuk menuntut pemerintah memenuhi tuntutan legislatif kita dan memastikan reformasi peradilan pidana, serta mengakhiri kekerasan polisi terhadap komunitas kita.”
Lloyd Pierce, pelatih tim NBA lokal Atlanta Hawks, kemungkinan akan berorasi di hadapan orang-orang di luar gedung DPR, tempat legislatif Georgia mengadakan sesi pertamanya sejak pandemi corona.
Reformasi kepolisian telah menjadi salah satu tuntutan paling kuat dari para demonstran yang turun ke jalan-jalan di kota-kota AS. Walikota Chicago, Lori Lightfoot mengumumkan bahwa ia membentuk kelompok kerja untuk meninjau kembali penggunaan kekuatan oleh polisi.
Lightfoot mengatakan tujuannya adalah untuk menciptakan kebijakan dan pelatihan yang lebih baik bagi para perwira, sehingga bisa diberdayakan untuk mengatasi situasi dengan tepat dan mencegah penggunaan insiden kekuatan yang berlebihan.
Di California, serikat polisi di San Jose, San Francisco, dan Los Angeles mengutuk kematian Floyd dan berjanji untuk mereformasi kebijakan mereka tentang penggunaan kekuatan dan membasmi petugas rasis. [wip]