IslamToday ID — Amerika Serikat (AS) dilaporkan mengerahkan pesawat pengintainya di atas langit Korea Selatan untuk memantau Korea Utara, ditengah ketegangan yang meningkat antara kedua negara, demikian menurut sumber militer, Rabu (17/6).
“Pesawat Angkatan Laut AS EP-3E dan Pasukan Korea-AS RC-12X terlihat terbang di atas wilayah ibu kota,” menurut sumber tersebut, dilansir dari Yonhap.
Pengerahan ini dilakukan menanggapi Korea Utara yang memanaskan situasi di semenanjung Korea, menyusul langkah Pyongyang menghapus kesepakatan pengurangan eskalasi militer Korut-Korsel yang ditandatangani 2018 lalu.
Sebelumnya, Militer Korut mengatakan akan mengerahkan pasukan ke sebuah taman industri antar-Korea di kota perbatasan barat Kaesong dan zona wisata bersama Gunung Kumgang di pantai timur.
Korut juga akan memulihkan pos-pos penjagaan yang dipindahkan dari Zona Demiliterisasi yang memisahkan kedua negara, dan melanjutkan semua jenis latihan militer reguler di dekat perbatasan antar-Korea yang ini melanggar perjanjian militer dengan Korea Selatan tahun 2018.
Selasa (16/6) lalu, Korut meledakan kantor biro penghubung antara Korea Utara dengan Korea Selatan di kota perbatasan Kaesong, Korea Utara. Kantor biro penghubung bersama Korut-Korsel ini tidak beroperasi sejak awal Januari lalu akibat masalah wabah virus corona.
Kementerian pertahanan Korsel menyayangkan pengumuman Korut dan memperingatkan akan memastikan bahwa Pyongyang akan menerima konsekuensi jika benar-benar mengambil tindakan militer terhadap Korea Selatan.
Seperti dilansir dari KCNA pada Rabu (17/6), Korea Utara juga mengungkapkan mereka telah menolak tawaran Korsel untuk utusan khusus.
Laporan KCNA ini terbit selang sehari setelah Korea Utara meledakkan kantor penghubung bersama yang didirikan di kota perbatasan Kaesong sebagai bagian dari perjanjian perdamaian 2018 antara para pemimpin kedua negara, menurut laporan Reuters.
Setiap langkah untuk membatalkan kesepakatan perdamaian lintas-perbatasan menimbulkan kemunduran besar bagi upaya Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk mendorong rekonsiliasi Korsel dengan Korut.
Eskalasi militer ini juga akan mempersulit upaya Presiden AS Donald Trump, yang getol mendorong normalisasi hubungan korut dan korsel serta program denuklurisasinya.[IZ]