(IslamToday ID) – Ketegangan meningkat antara Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara dengan China terkait berbagai persoalan, seperti UU Keamanan Nasional di Hong Kong dan pandemi corona. Para pemimpin Uni Eropa pun mengirimkan pesan keras kepada China setelah dilakukan dialog.
Para pejabat tinggi Uni Eropa menyerang keras selama dialog pada hari Senin (22/6/2020), menekan China terkait hubungan perdagangan dan investasi. Mereka juga memperingatkan tentang konsekuensi yang sangat negatif jika terus maju dengan UU Keamanan Nasional di Hong Kong yang kontroversial.
Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Ketua Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen juga menuduh China memimpin kampanye disinformasi seputar epidemi virus corona.
Para pemimpin Uni Eropa berbicara pada konferensi pers, setelah KTT via video conference China-Uni Eropa ke-22 pada hari Senin dengan Perdana Menteri China Li Keqiang dan Presiden Xi Jinping, di tengah meningkatnya ketegangan dan ketidakpercayaan antara Brussels (Belgia) dan Beijing.
“Kami terus memiliki hubungan perdagangan dan investasi yang tidak seimbang,” kata Von Der Leyen. Ia menambahkan, dibutuhkan kemauan kuat di pihak China untuk menyelesaikan negosiasi pada perjanjian investasi.
Charles Michel juga menyerukan perbaikan hubungan perdagangan antara China dengan Uni Eropa. “Kami menjelaskan bahwa kami perlu menyelesaikan persoalan yang nyata,” katanya, Selasa (23/6/2020), seperti dikutip di DW.
Negosiasi mengenai akses pasar jangka panjang untuk investasi pertama kali dimulai pada tahun 2014. Sebagai bagian dari perjanjian investasi, Uni Eropa ingin China membuka pasar bagi investor asing, memastikan transparansi yang lebih besar, dan menawarkan persyaratan yang adil bagi perusahaan-perusahaan Eropa.
Namun dialog telah menemui jalan buntu. Para pejabat Uni Eropa menuduh China gagal memenuhi komitmen yang dibuatnya tahun lalu terkait dengan kesepakatan itu.
Menurut Michel, kesepakatan masih bisa dimungkinkan tahun ini jika China membuat konsesi. Ia menyerukan pembicaraan intensif dalam beberapa bulan ke depan.
China Menolak Campur Tangan
“Kami menyatakan keprihatinan yang besar tentang usulan pemberlakuan UU Keamanan Nasional untuk Hong Kong,” kata Michel.
“Kami meminta China untuk mematuhi janji-janji yang dibuat kepada orang-orang Hong Kong dan komunitas internasional terkait otonomi khusus Hong Kong dan menjamin kebebasan.”
Pada hari Selasa, China menegaskan bahwa UU Keamanan Nasional di Hong Kong adalah urusan dalam negeri. “Kami menentang campur tangan pihak asing dalam masalah ini,” kata Wang Lutong, Direktur Jenderal Urusan Eropa di Kementerian Luar Negeri China.
Menurutnya, Beijing telah menegaskan sikapnya dalam video conference antara Jinping dan para pemimpin tertinggi Uni Eropa.
Mengenai virus corona, Von Der Leyen pada hari Senin mengatakan telah terjadi serangan cyber pada sistem komputasi di rumah sakit. Ia mengaku sudah tahu asal mula serangan cyber itu.
Peringatan keras ke China datang setelah Uni Eropa mendapat kecaman karena membela keputusannya untuk menyetujui sensor China atas surat yang ditulis bersama oleh para duta besar Uni Eropa, menjelang publikasi di media China.
Kerja Sama atau Persaingan
Tidak ada pejabat China yang ikut serta dalam konferensi pers. PM China Li Keqiang mengatakan kerja sama dengan Uni Eropa melebihi persaingan. Demikian dilaporkan TVCinaCentral yang dikelola pemerintah China.
Menurut Li, China bersedia meningkatkan kerja sama dengan Uni Eropa terkait vaksin Covid-19 dan pengembangan pengobatan untuk memerangi pandemi virus corona.
Li menambahkan, Beijing juga berharap Uni Eropa bisa melonggarkan langkah-langkah kontrol ekspor terhadap China.
Pekan lalu, Duta Besar China untuk Uni Eropa mengatakan pembicaraan itu merupakan kesempatan untuk membuat hubungan lebih produktif dan substantif dengan meraih peluang dan mengatasi tantangan. Tetapi ia juga mengkritik rencana Brussels yang akan menerapkan aturan yang lebih keras untuk perusahaan asing, sehingga bisa memukul perusahaan China. [wip]