IslamToday ID — Organisasi perlawanan Palestina, Hamas merilis pernyataan tanggapan terhadap langkah Aneksasi Israel dan para pendukungnya.
Dalam pernyataannya Hamas menyebutkan bahwa otoritas pendudukan Israel dan pendukungnya, pemerintahan kriminal Amerika Serikat, dan sejumlah konspirator Arab, telah mengumumkan konspirasi baru terhadap Palestina, melawan rakyat Palestina, dan melawan tanah Palestina, serta melakukan konspirasi untuk mencaplok tanah-tanah Palestina, sehingga wilayah Tepi Barat dan Lembah Yordan menjadi tanah Yahudi “Zionisme”.
“Padahal mereka tidak ada hak sedikit pun terhadap Palestina untuk semua tindakan itu,” tulis pernyataan pers Hamas, seperti dilansir dari Mi’raj News.
Hamas menegaskan bahwa, konspirasi muncul sebagai kelanjutan dari rencana untuk merebut tanah Palestina yang dimulai dengan bencana tahun 1948, dan berlanjut dengan Perjanjian Oslo yang penuh bencana.
Oleh karena itu, Hamas mengatakan rakyat Palestina dimana pun berada akan terus berjuang dan bergerak untuk melawan konspirasi ini, sebab bahaya berikutnya akan lebih besar dan sangat besar, bukan hanya bagi sebagian tanah Palestina tetapi juga seluruh wilayah.
Hamas menekankan, partisipasi aktif dan kuat dalam semua kegiatan dan acara yang menentang keputusan aneksasi adalah tugas agama, moral dan patriotik karena rakyat Palestina tidak akan bebas dan terhormat, tidak dapat merasakan ketenangan jika tanahnya yang suci hilang.
“Mari kita membela rakyat kita dan bangsa kita, dan marilah kita memberi dengan melakukan revolusi massa besar-besaran di mana-mana, sehingga musuh dan pendukung tahu bahwa di Palestina ada laki-laki, dan ada pahlawan yang akan melindungi tanahnya, penduduknya dan tempat-tempat suci. Selalu ada orang yang sanggup menghadang musuh dan mengusirnya untuk melindungi sejarah, tanah dan rakyat,” tegas pernyataan Hamas.
“Jadi lakukan perlawanan, Anda akan membebaskan para pahlawan, pria dan wanita, pemuda-pemudi, karena jika kita kehilangan bumi ini, penduduknya juga akan hilang, dan tempat-tempat suci akan dilanggar, tanah dan kekayaan akan dijarah,” tandas Hamas.
Menurut Hamas, revolusi rakyat besar-besaran, gerakan massa, dan mengaktifkan semua alat perlawanan, sudah cukup untuk melemahkan agresi Israel dan menghentikan konspirasi yang tidak adil, serta untuk menjadi sejarah bahwa generasi rakyat dan bangsa Palestina telah melindungi tanah dan kesuciannya, menggagalkan agresi dan konspirasi berapa pun harganya.
“Palestina tidak akan tinggal diam, rakyat di mana pun berada akan melawan, sampai dapat membersihkan kesucian tanah kami dari kenajisan pendudukan Israel. Ketahuilah bahwa musuh itu akan lemah seperti halnya dengan rumah laba-laba, jika kita tetap dalam satu kesatuan untuk melawannya dan mengusirnya dari tanah kita yang suci,” tegas Hamas.
Untuk diketahui, Israel berencana untuk mencaplok wilayah Tepi Barat di bawah rencana yang disetujui oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Benny Gantz, Ketua Partai Biru dan Putih.
Langkah ini sebagai bagian dari “Kesepakatan Abad Ini” (Deal of the Century) Presiden AS Donald Trump yang diumumkan pada 28 Januari lalu, dimana Yerusalem dideklarasikan sebagai ibu kota Israel yang tidak terbagi dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar wilayah Tepi Barat.
Rencana tersebut mendorong pembentukan negara Palestina dalam bentuk kepulauan yang dihubungkan oleh jembatan dan terowongan.
Otoritas Palestina mengatakan bahwa di bawah rencana AS, Israel akan mencaplok 30-40 persen dari Tepi Barat, termasuk seluruh wilayah Yerusalem Timur.
Wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dipandang sebagai wilayah pendudukan di bawah hukum internasional, sehingga membuat semua pemukiman Yahudi di sana – serta aneksasi atau pencaplokan wilayah sebagai langkah ilegal yang melanggar hukum internasional.[IZ]