(IslamToday ID) – China kembali akan menggelar latihan militer di Laut China Selatan, tepatnya di dekat Kepulauan Paracel, Vietnam selama lima hari, mulai Rabu (1/7/2020) hingga Minggu (4/7/2020). Hal ini dipastikan akan kembali memanaskan suasana di laut yang tengah menjadi sengketa tersebut.
Rencana China menggelar latihan diumumkan oleh Badan Keselamatan Maritim Provinsi Hainan, China. Surat kabar Vietnam, VN Express juga melaporkan bahwa tidak ada kapal yang diizinkan memasuki wilayah di Laut China Selatan, yang disebut Vietnam sebagai Laut Timur itu, ketika latihan militer China sedang berlangsung.
Latihan militer China itu terjadi di tengah kekhawatiran masyarakat internasional atas tindakan China baru-baru ini di Laut China Selatan.
China telah meningkatkan perilaku agresifnya di perairan Laut China Selatan sejak awal tahun ini, sementara negara-negara lain tengah fokus pada pemberantasan virus corona (Covid-19).
China telah menenggelamkan kapal penangkap ikan Vietnam secara sepihak, mengeluarkan larangan memancing, dan mengirim kapal untuk “melecehkan” kapal eksplorasi minyak dan gas Malaysia.
Baru-baru ini, China mengumumkan proyek pertanian sayuran di Pulau Woody (Phu Lam) di Paracels untuk memperkuat klaim ilegal mereka atas wilayah itu.
China telah mengirim dua catatan diplomatik ke PBB untuk mengajukan klaim empat wilayah yang mencakup jangkauan air yang lebih luas.
Pada KTT ASEAN ke-36 di Hanoi Jumat pekan lalu, para pemimpin ASEAN menyatakan keprihatinan atas perkembangan Laut China Selatan baru-baru ini dan meminta semua pihak untuk membangun kepercayaan.
Vietnam menyerukan dimulainya kembali negosiasi antara ASEAN dan China tentang kode etik dengan semua pihak di Laut China Selatan.
Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc mengatakan pada KTT itu bahwa pandemi Covid-19 telah mengganggu diskusi tentang kode etik di Laut China Selatan antara ASEAN dan China, yang telah berlangsung sejak 2002 karena mengembangkan aturan yang mengikat secara hukum.
Kementerian Luar Negeri Vietnam telah berulang kali mengatakan, semua kegiatan para pihak di Kepulauan Truong Sa dan Hoang Sa tanpa izin Vietnam adalah tidak sah.
Vietnam memiliki dasar hukum penuh dan bukti historis untuk menegaskan kedaulatannya atas pulau-pulau tersebut, serta hak atas perairannya sesuai dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982.
China telah merebut Kepulauan Paracel dari Vietnam Selatan secara paksa pada 1974, dan sejak itu secara ilegal menduduki pulau itu.
Mengutip Nikkei Asian Review, ASEAN dan China telah menunda pertemuan mengenai kode etik yang dijadwalkan tahun ini, dimulai dengan pertemuan pada Februari lalu di Brunei.
ASEAN percaya kode etik ini akan membantu mengurangi risiko bentrokan bersenjata di Laut China Selatan.
“Kekhawatiran pada reklamasi tanah, perkembangan terakhir, kegiatan dan insiden serius di Laut China Selatan, menekankan perlunya mempertahankan dan mempromosikan lingkungan yang kondusif untuk negosiasi mengenai kode etik,” demikian pernyataan bersama ASEAN pekan lalu. [wip]