(IslamToday ID) – Di tengah ketegangan dengan Vietnam, China mengumumkan menggelar latihan militer baru mulai 1 Juli 2020 di lepas pantai Kepulauan Xisha, yang secara internasional dikenal sebagai Kepulauan Paracel di Laut China Selatan.
Menurut Wei Dongxu, seorang pakar militer yang berbasis di Beijing, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) memiliki kesiapan perang yang sangat tinggi di semua lini. Tetapi meskipun ada ketegangan, risiko konflik militer berskala besar tetap sangat rendah karena kekuatan PLA dan pencegahan strategis.
Tahun-tahun terakhir ini, PLA telah menunjukkan kemampuannya untuk mempertahankan kesiapan tempur yang tinggi di berbagai wilayah dengan operasi militer yang intensif dan simultan.
Latihan militer akan diadakan di perairan Kepulauan Xisha di Laut China Selatan dari Rabu hingga 5 Juli, menurut pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Administrasi Keselamatan Maritim China.
Selama periode tersebut, tidak ada kapal yang diizinkan untuk bernavigasi di dalam garis dan semua kapal harus mengikuti panduan komandan kapal di lokasi.
Sementara, Vietnam dan Filipina mengecam diadakannya latihan militer China di wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan. Kedua negara memperingatkan bahwa hal itu dapat menciptakan ketegangan di wilayah tersebut dan berdampak pada hubungan Beijing dengan negara tetangganya.
Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana mengatakan latihan militer China di perairan dekat Kepulauan Paracel merupakan aksi yang sangat provokatif. Sementara, Kementerian Luar Negeri Vietnam menyebut kegiatan China melanggar kedaulatan yang dapat merusak hubungan Beijing dengan ASEAN.
Hanoi dan Manila memperingatkan akan meningkatnya rasa tidak aman di Asia Tenggara pada pertemuan puncak ASEAN Jumat lalu, di tengah kekhawatiran, termasuk dari AS bahwa China menggunakan sampul pandemi corona untuk meningkatkan kegiatan angkatan laut dan meningkatkan klaim teritorialnya.
Meskipun Filipina tidak memiliki klaim atas Paracel, Lorenzana mengatakan China mengadakan latihan di luar perairannya sendiri tidak dapat diterima. “Itu sangat memprihatinkan, kami sangat khawatir,” kata Lorenzana.
“Melakukannya di daerah yang diperebutkan maka itu akan, Anda tahu, membunyikan lonceng alarm untuk semua negara terkait. Itu sangat provokatif,” tambahnya.
Menurut juru bicara Vietnam, Le Thi Thu Hang, Kementerian Luar Negeri Vietnam mengirim nota diplomatik ke China untuk menentang latihan-latihan yang secara serius melanggar kedaulatan Vietnam.
“Latihan itu semakin memperumit situasi, dan merusak hubungan antara China dan ASEAN,” katanya.
Vietnam mengatakan pada bulan April bahwa salah satu kapal penangkap ikannya ditenggelamkan oleh kapal pengawas maritim China. China menyebut klaim maritim Vietnam ilegal dan ditakdirkan untuk gagal. [wip]