(IslamToday ID) – Seorang profesor hukum di China ditangkap aparat setempat karena menerbitkan esai berisi kritik terhadap Presiden Xi Jinping terkait penanganan pandemi virus corona. Sang profesor juga menulis esai tentang upaya Jinping dalam mengkonsolidasikan kekuasaannya.
Profesor yang ditangkap tersebut bernama Xu Zhangrun. Menurut rekan-rekannya, ia ditangkap dan ditahan pada hari Senin (6/7/2020).
Xu merupakan kritikus yang jarang bicara lantang terhadap pemerintah di akademisi China yang disensor ketat. Salah satu rekannya mengatakan ia ditangkap di rumahnya di pinggiran Kota Beijing oleh lebih dari 20 orang.
Xu menerbitkan sebuah esai pada bulan Februari yang menyalahkan budaya penipuan dan sensor yang dikembangkan oleh Xi Jinping terkait penyebaran virus corona di China.
Xu, profesor hukum di Universitas Tsinghua, salah satu lembaga top China, sebelumnya berbicara menentang penghapusan batas masa jabatan presiden dalam sebuah esai yang beredar online tahun 2018.
Dikutip di AFP, Selasa (7/7/2020), rekannya mengatakan seorang pria yang mengaku sebagai polisi telah memanggil istri Xu, yang telah tinggal secara terpisah di kediaman kampus. Tujuannya untuk diberi tahu bahwa Xu ditangkap karena diduga meminta layanan prostitusi di kota barat daya Chengdu.
Xu mengunjungi Chengdu musim dingin lalu dengan sejumlah cendekiawan China, meskipun tidak jelas apakah penangkapan itu terkait dengan perjalanan itu atau bukan. Rekan sang profesor mengatakan tuduhan terhadap Xu konyol dan tak tahu malu.
Meredam Perbedaan Pendapat
Xu, yang kini berusia 57 tahun, sudah lama mengajar di Universitas Tsinghua. Namun, pada 2019 pihak universitas melarangnya mengajar atau melakukan penelitian setelah Xu menerbitkan serangkaian esai yang menyerang partai di bawah Xi Jinping.
Esai yang ditulis Xu memang sudah dilarang terbit di China, tetapi kini beredar luas melalui internet melalui saluran pribadi. Xu pertama kali menarik perhatian setelah mengeluarkan esai tahun 2018 yang berisi penghinaan untuk para pembela partai, dan mengecam politik garis keras Xi Jinping yang semakin meningkat dan menghambat perdebatan.
“Orang-orang di seluruh negeri, termasuk seluruh elite birokrasi, merasa sekali lagi tersesat dalam ketidakpastian tentang arah negara dan tentang keamanan pribadi mereka sendiri,” tulis Xu dalam esai itu.
Xu terus menulis esai meskipun ada peringatan dari pejabat universitas, dan beberapa rekannya untuk berhenti. Tahun ini, Xu telah menerbitkan esai yang mengecam pemerintah China atas keterlambatan dan penipuan pada awal munculnya epidemi Covid-19.
“Epidemi virus corona telah mengungkapkan inti busuk pemerintahan China,” tulis Xu pada Februari lalu.
“Kehidupan politik bangsa berada dalam keadaan runtuh. Inti etis dari sistem telah dibuat hampa.”
Penahanan Xu adalah contoh terbaru dari kampanye ekspansif pemerintah China untuk meredam perbedaan pendapat. Pekan lalu, Beijing memberlakukan UU Keamanan Nasional besar-besaran untuk memperketat kontrol atas Hong Kong.
Kasus Xu ini juga dapat memperbesar kekhawatiran di Hong Kong bahwa kritikus intelektual Partai Komunis China di wilayah semi-otonom juga dapat mengambil langkah penangkapan.
Atas penangkapan Xu tersebut, belum jelas kepolisian Beijing mana yang membawanya pergi. Universitas Tsinghua juga tidak memberikan komentar atas peristiwa penangkapan tersebut. [wip]