(IslamToday ID) – Penyelidik HAM PBB menyatakan serangan pesawat tanpa awak (drone) milik Amerika Serikat (AS) pada Januari lalu di Irak yang menewaskan pemimpin tertinggi Pasukan Quds Pengawal Revolusi Iran, Jenderal Qassem Soleimani merupakan pelanggaran hukum internasional.
Agnes Callamard mengatakan AS telah gagal memberikan bukti yang cukup tentang serangan yang sedang berlangsung atau yang akan segera terjadi terhadap kepentingannya untuk membenarkan serangan terhadap konvoi Soleimani ketika meninggalkan bandara Baghdad.
Dalam sebuah laporan tertulisnya, Callamard mengatakan bahwa serangan itu melanggar Piagam PBB. Ia juga menyerukan pertanggungjawaban atas pembunuhan yang ditargetkan oleh drone bersenjata dan untuk menyusun lagi regulasi senjata yang lebih besar.
“Dunia berada pada saat kritis, dan kemungkinan titik kritis, ketika menyangkut penggunaan pesawat tak berawak. Dewan Keamanan PBB tak ada aksi, masyarakat internasional mau tidak mau, sebagian besar diam,” ungkap Callamard, seorang penyelidik independen kepada Reuters, Selasa (7/7/2020).
Callamard dijadwalkan pada hari Kamis untuk mempresentasikan temuannya kepada Dewan Hak Asasi Manusia, memberikan negara-negara anggota kesempatan untuk memperdebatkan tindakan apa yang harus dilakukan. AS bukan anggota forum karena telah memutuskan berhenti dua tahun lalu.
Soleimani adalah tokoh penting dalam mengatur kampanye Iran untuk mengusir pasukan AS dari Irak, dan membangun jaringan tentara proksi Iran di Timur Tengah. Washington menuduh Soleimani mendalangi serangan oleh milisi yang berpihak Iran pada pasukan AS di wilayah tersebut.
“Jenderal Soleimani bertanggung jawab atas strategi militer Iran, dan tindakan-tindakannya di Suriah dan Irak. Tetapi jika tidak ada ancaman nyata yang akan segera terjadi terhadap kehidupan, tindakan yang diambil oleh AS itu melanggar hukum,” tulis Callamard dalam laporan itu.
Ia menambahkan, serangan drone pada 3 Januari 2020 lalu adalah insiden pertama yang diketahui, dimana suatu negara menyebut pembelaan diri sebagai pembenaran untuk serangan terhadap aktor negara di wilayah negara ketiga.
Iran membalas dengan serangan roket di pangkalan udara Irak di mana pasukan AS ditempatkan. Beberapa jam kemudian, pasukan Iran dalam siaga tinggi secara keliru menembak jatuh sebuah pesawat penumpang Ukraina yang lepas landas dari Teheran.
Menurut kantor berita semi-resmi Fars, Iran telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden AS Donald Trump dan 35 orang lainnya atas pembunuhan Soleimani dan telah meminta bantuan Interpol. [wip]