(IslamToday ID) – Pusat Informasi Palestina (PIC) melaporkan faksi perlawanan Palestina di Tepi Barat telah menyerukan pemberontakan rakyat terhadap pendudukan Israel serta pembersihan etnis yang terus berlanjut.
Dalam siaran pers yang dirilis pada hari Sabtu (11/7/2020) di Ramallah, partai-partai nasional dan politik menyuarakan penolakan mereka terhadap proposal pendudukan yang sedang berlangsung, termasuk rencana aneksasi lebih lanjut atas tanah Palestina.
Dikutip di MEMO, Selasa (14/7/2020), mereka menekankan bahwa satu-satunya solusi yang dapat diterima oleh Palestina adalah mengakhiri segera pendudukan, memberi warga Palestina hak untuk kembali ke rumah mereka, menentukan nasib sendiri, dan terwujudnya negara yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibukotanya.
Palestina didesak untuk berpartisipasi dalam pawai dan demonstrasi yang ditujukan untuk menghadapi rencana aneksasi Israel, termasuk yang telah dijadwalkan besok di Ahmed Al-Shukeiri Rotary di kota Al-Bireh.
Rencana untuk mencaplok permukiman oleh Israel di Tepi Barat dan Lembah Yordan telah disahkan oleh proposal perdamaian Timur Tengah yang kontroversial. Proposal yang dijuluki sebagai “kesepakatan abad ini” oleh Presiden AS Donald Trump itu menyebut Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Banyak menteri luar negeri, termasuk dari Perancis, Jerman, Mesir, dan Yordania yang memperingatkan terkait proposal provokatif itu.
Hizbullah Lebanon dan gerakan Hamas Palestina juga menyatakan ambisi Israel untuk mencaplok Tepi Barat adalah agresi terhadap rakyat Palestina dan menyerukan persatuan untuk menghadapinya.
Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh mengirim surat kepada Sekjen Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah dengan menyatakan perjuangan Palestina dalam “bahaya besar”.
Hizbullah menjawab dengan mengatakan bahwa orang-orang Palestina mampu menghadapi rencana ini. Ia juga menyerukan negara-negara Arab dan muslim dunia untuk segera bergerak menghentikan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina. [wip]