(IslamToday ID) – Pemerintah Turki telah merilis serangkaian video yang menjelaskan mengapa angkatan bersenjatanya melancarkan operasi terhadap kelompok-kelompok teroris di Irak utara.
Sejak Juni, pasukan Turki terlibat dalam dua operasi besar, Claw-Tiger dan Claw-Eagle, melawan teroris PKK di pegunungan Irak utara. Para teroris itu biasa menyelinap ke Turki dan melakukan serangan.
Teroris PKK sering melancarkan serangan sebelum kembali ke Irak utara, daerah yang coba mereka ubah menjadi tempat yang aman.
Selama lebih dari tiga dekade melakukan kampanye teror, PKK telah membunuh sekitar 40.000 warga Turki, termasuk pasukan keamanan, dan warga sipil baik perempuan, anak-anak, dan bayi.
Turki telah melakukan operasi untuk memastikan keselamatan warganya dan warga negara asing di Irak dan Suriah.
Kampanye melawan teroris yang terkenal yakni Operasi Ranting Zaitun pada tahun 2018, yang membebaskan wilayah Afrin Suriah dari milisi Kurdi YPG yang berafiliasi dengan PKK. Serta Operation Euphrates Shield pada tahun 2017, yang juga di Suriah.
Selama Operasi Musim Semi Perdamaian tahun 2019, pasukan Turki menciptakan koridor keselamatan di sepanjang perbatasan Suriah dengan Turki, sehingga para pengungsi dapat kembali ke negara mereka dengan aman dari serangan rezim Daesh dan YPG.
Ancaman milisi YPG telah ditunjukkan dengan serangan terhadap warga sipil Suriah di wilayah tersebut yang menewaskan 21 orang di Azaz. Kemudian YPG juga melancarkan aksinya di Kota Afrin selama bulan suci Ramadan dan menewaskan lebih dari 40 orang.
Saat menyerang Kota Afrin, teroris YPG menggunakan truk berisi bahan bakar untuk menyerang warga sipil. Korban tewas termasuk 11 anak-anak.
Tentara Anak-anak dan Penculikan
Seorang pejabat Turki menyatakan otoritas lokal diberi tahu tentang aktivitas lintas batas Turki di Irak untuk menetralisir ancaman teror PKK. Pemerintah Baghdad dan otoritas regional Kurdi juga tahu akan hal itu.
Tentara Irak, yang telah melakukan operasi besar-besaran terhadap Daesh, belum mengambil tindakan serupa untuk mengurangi gangguan teroris PKK di beberapa wilayah Irak utara.
Setelah dihancurkan oleh angkatan bersenjata Turki, PKK mengambil langkah-langkah ekstrem untuk bisa bertahan, seperti menggunakan tentara anak-anak dan penculikan penduduk setempat untuk dijadikan pelayan mereka.
Turki telah menggunakan teknologi terbaru untuk memastikan warga sipil tidak berada dalam bahaya, seperti UAV bersenjata yang sangat akurat dan drone pengintai.
Pada bulan Juni, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pihaknya telah memberikan pukulan berat terhadap organisasi teroris PKK di Irak utara. “Saya mengucapkan selamat kepada personel angkatan bersenjata yang berhasil melakukan operasi,” katanya seperti dikutip di TRT World, Rabu (22/7/2020). [wip]