(IslamToday ID) – Konsul Jenderal China di Houston, Cai Wei mengaku terkejut mengetahui Washington memerintahkan penutupan konsulatnya. Menurutnya, Amerika Serikat (AS) tidak memberikan bukti dugaan kegiatan spionase untuk menguatkan perintah penutupan tersebut.
“Saya tahu, orang AS menyebut bahwa aturan hukum dan Anda tidak bersalah sampai Anda terbukti bersalah,” kata Cai dalam sebuah wawancara ketika diminta untuk mengomentari klaim Washington bahwa Konsulat Jenderal terlibat dalam spionase ekonomi.
“Baiklah, jika Anda mengatakan kami telah melakukan sesuatu yang salah, jadi beri kami beberapa bukti. Kalau tidak, kami tidak bersalah, sampai Anda buktikan,” sambungnya seperti dilansir Sputniknews, Kamis (23/7/2020).
Cai mendesak AS untuk memeriksa fakta dan menekankan bahwa apakah seseorang telah menjadi diplomat top, atau diplomat yang sangat junior, pelajaran pertama adalah harus mengatakan yang sebenarnya.
Ia kemudian mengatakan bahwa tidak pernah berharap diperlakukan seperti ini, karena konsulat bekerja untuk membangun hubungan persahabatan antara AS dan China.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Morgan Ortagus mengatakan, penutupan itu telah diperintahkan untuk melindungi kekayaan intelektual AS dan informasi pribadi AS.
“AS tidak akan mentolerir pelanggaran China terhadap kedaulatan dan intimidasi terhadap orang-orang kami, sama seperti kami tidak mentolerir praktik perdagangan yang tidak adil China, pencurian pekerjaan AS, dan perilaku mengerikan lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden AS, Donald Trump mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk memerintahkan penutupan kantor perwakilan diplomatik China lainnya. “Sejauh menutup kedutaan tambahan, itu selalu mungkin,” kata Trump.
Ia kemudian mempertanyakan mengapa staf konsulat China di Houston membakar dokumen di halaman misi diplomatik setelah diperintahkan untuk menutup konsulat tersebut. [wip]