(IslamToday ID) – Amerika Serikat (AS) akan bekerja sama dengan Jepang untuk penempatan unit-unit marinir AS di Kepulauan Okinawa yang dipersenjatai rudal anti-kapal dan pertahanan udara. Hal itu dilakukan untuk mencegah militer China masuk ke Pasifik.
“Anda ingin menghalangi, untuk mencegah musuh potensial mengambil langkah selanjutnya,” kata Komandan Marinir AS Jenderal David Berger, Kamis (23/7/2020) via telepon kepada Reuters.
“Jika Anda melihat keluar dari China, itulah yang harus Anda lihat, aliansi yang solid,” tambahnya.
Pada Maret lalu, Berger menerbitkan rencana “Desain Kekuatan 2030” untuk memangkas jumlah pesawat, artileri meriam, dan panser termasuk tank.
Desain itu menciptakan “Resimen Litoral Laut” yang dilengkapi dengan rudal dan drone yang bisa mencegah kontrol musuh untuk memperebutkan wilayah dengan mengancam kapal perang dan pesawat mereka.
Rencana marinir AS itu terjadi di tengah ketegangan antara AS dan China yang meningkat. Washington menuduh Beijing menggunakan pandemi virus corona baru untuk klaim teritorial lebih lanjut di Laut China Selatan dan meningkatkan pengaruhnya di tempat lain di Asia.
Beijing menegaskan niatnya di kawasan itu bertujuan damai dan menuduh Washington berusaha untuk mendorong perselisihan antara negara-negara di Asia.
Kepulauan Okinawa di Jepang adalah bagian dari apa yang oleh perencana militer sebut sebagai rantai pulau pertama, yang membentang dari Jepang melalui Filipina ke Indonesia, yang bertumpu pada kekuatan yang tumbuh di China.
Dalam rencana desainnya, Berger menunjuk pada pergeseran fokus ke persaingan kekuatan besar dan titik baru di kawasan Indo-Pasifik.
Ia mengatakan, Korps Marinir AS akan memiliki resimen pesisir operasional yang berbasis di Okinawa pada 2027. Selain itu, juga di Guam yang berdekatan dengan Jepang dan Hawaii.
Berger menambahkan, rencana itu bukan berarti peningkatan jumlah pasukan di Okinawa dan akan Korps Marinir lakukan dalam ketentuan aliansi militer AS saat ini dengan Jepang.
Dalam waktu dekat, ia akan terbang ke Jepang untuk bertemu dengan para petinggi negeri matahari terbit. “Untuk menjelaskan, di mana kita berada, dan ke mana kita menuju,” ujarnya. [wip]